Senin, 22 Maret 2021

Student Exchange Di Negeri Jiran

Halo semuanya, kenalin namaku Pradnyandari aulia rahma, umumdiundang Lia. Aku mahasiswa jurusan bimbingan dan konseling di Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2018. Sekarang aku sedang berada di Negeri Jiran untuk melakukan tugasku selaku mahasiswa student exchange. Kalau boleh jujur, apa yang saya jalani sekarang adalah bab dari harapan-impianku di abad kemudian. Termasuk student exchange ini. Dulu, saya hanyalah seorang anak kecil yang berharap mampu mencicipi mengenyam pendidikan di negeri orang. Setelah perjalanan panjang melewati suka dan sedih… finally, i’m here! Duduk santai bareng segelas teh hangat yang baru diseduh serta tak lupa sepiring cemilan khas negeri jiran, roti canai!


Perjalananku sebagai mahasiswa student exchange bermula saat saya mendengar temanku membicarakan tentang student exchange. Aku yang baru saja pulang kampung dan tertinggal isu mencoba mencari tahu detailnya. Akhirnya tanpa basa busuk saya eksklusif menuliskan namaku di sebuah kertas pendaftaran. Setelah cukup usang senyap, kabar perihal student exchange ini kembali mencuat ke permukaan, tidak tanggung-tangggung informasinya pribadi diunggah secara resmi di web career and development center UPI. Tekad bundar dan keinginanku semenjak kecil mendorong aku untuk secepatnya melakukan registrasi. Setelah membaca dan mengetahui syarat-syarat pendafatarannya, aku berdiskusi dengan orang terdekat, Saat aku sungguh-sungguh mantap, saya segera melaksanakan pendaftaran dan mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan. Saat itu, berkas yang di perlukan lumayan banyak. Seperti transkrip nilai terakhir, menciptakan essay, akta toefl dan acara yang pernah diikuti, surat persetujuan dari orang renta, dan lain-lain. Meskipun cukup banyak, semuanya tertera dengan terperinci di web jadi tidak perlu cemas. Setelah hectic menyiapkan apa yang perlu disiapkan, aku dan sobat-temanku yang lain pergi ke Career and Development Center UPI untuk menghimpun semua berkas-berkasnya. Setelah menanti sekitar satu bulan, muncul pengumuman seleksi berkas. Berkas-berkas yang dikumpulkan tadi kemudian di seleksi oleh pihak CDC dan jurusan.


Satu bulan kemudian…Setelah menuntaskan segala problem kuliah hari itu, saya bergegas pulang ke kosan. Hari itu cukup bikin capek bagiku dan aku sudah berencana untuk tidur siang saja. Ketika mataku telah mulai terpejam, handphone ku berdering. Notifikasi grup gres “Student Exchange BK” saya berfikir grup itu berisi mahasiswa yang mengikuti seleksi student exchange kemarin. Ternyata tidak kerabat-kerabat, grup itu berisi mahasiswa yang lolos mengikuti student exchange diperkuat dengan dikirimnya Surat Keputusan dari KA Prodi. Aku yang dikala itu sudah setengah tidur sibuk mencari namaku. Dan yaa namaku tertera disana. Perasaanku dikala itu tidak karuan. Tentu aku bahagia tapi segala kebimbangan pun berpartisipasi menyambut lolosnya aku dalam program student exchange ini. Hari itu kami (mahasiswa yang lolos student exchange) diminta untuk berkumpul di lantai 8 FIP untuk bertemu dengan dosen pembimbing. Akupun bergegas menuju FIP lagi. Sesampainya di FIP, bertemulah saya dengan sahabat-sobat lainnya. Kutemui paras mereka tidak berlainan jauh dengan wajahku. Wajah senang dan kebimbangan. Aku, sahabat-teman beserta dosen pembimbing berjumpa dalam satu kawasan membahas lumayan banyak hal perihal student exchange dan satu ucapan beliau yang aku ingat betul. “Ini bukan final perjuangan kalian. Tapi inilah permulaan usaha kalian” Dan ya… semenjak hari itu, saya beserta teman-sobat yang lain memulai segala kesibukan merencanakan keberangkatan. Kesibukan pertama kami ialah mengelola paspor. Bagi mahasiswa yang belum memiliki paspor, kami mesti menciptakan paspor apalagi dulu. Prosedur pengerjaan paspor tidak serumit yang saya bayangkan sih, terlebih jika tujuan untuk apply adalah untuk berguru atau kuliah di luar negeri. Setelah sekitar satu bulan paspor jadi, step selanjutnya yakni mengorganisir visa students. Ini sih step yang paling panjang dari seluruhnya. Dan memang ini yang paling penting. Tanpa visa, kita tidak mampu belajar di Malaysia. Kami diminta untuk mengisi cukup banyak berkas. Mulai dari data pribadi, foto, hingga kondisi kesehatan. Dan diantara semuanya, part tersusah menurutku adalah foto. Fotonya mesti benar-benar sesuai dengan kreteria di web. Tidak boleh minus sedikitpun. Aku dan teman-teman lainnya sangat struggle disini. Entah berapa kali kami bolak balik ke tukang foto hahaha. Sembari mengelola visa yang cukup rumit. Mahasiswa student exchange sering melakukan konferensi. Untuk membahas perihal hal-hal yang esensial dan untuk berlatih Bahasa inggris ataupun berlatih menulis artikel jurnal. Oiya hampir lupa. Semua akseptor students exchange diminta untuk menulis postingan jurnal loh. Jadi kita melakukan mini riset terhadap sebuah hal yang menarik bagi kita kemudian menulis laporannya di artikel jurnal. Kalau tidak final artikel jurnal di hari yang sudah di tentukan, katanya tidak akan mampu tiket pesawat hahaha. Hari-hari sebelum keberangkatan memang cukup berat. Sesekali rasa takut dan ingin mengundurkan diri timbul. Saat itu saya dan teman-teman masih mengikuti semester padat dengan segala tugasnya disertai dengan antisipasi keberangkatan dengan segala tugas-tugasnya pula. Kami sungguh-sungguh sibuk. Hari-hari terasa sangat bikin capek. Banyak kehilangan waktu dengan orang-orang tersayang, bahkan tidak sempat pulang dulu ke kampung halaman sebelum berangkat ke Malaysia.


Hingga hari yang kami tunggu pun tiba. Hari dimana kami harus pergi untuk waktu yang tidak sebentar ke negeri orang. Sejak semalaman saya dan teman-sahabat sibuk mengelola segala urusan keberangkatan. Dan pagi tiba terlalu cepat, bersama orang-orang tercinta, aku dan sahabat-teman berada di pintu keberangkatan internasional. Menghabiskan sisa-sisa waktu kebersamaan bersama yang tersayang sampai waktu mengharuskan kami untuk berpisah. Suasana menjelma haru. Semua saling memeluk orang tercinta, terselip salam perpisahan. Kami dipeluk oleh raga dan doa-doa baik mereka. Dengan langkah yang mantap dan doa-doa baik dari yang tersayang, kami melangkah masuk ke dalam bandara untuk melakukan segala prosedur bandara sebelum keberangkatan. Setelah melawati segala mekanisme bandara dan pesawat kamipun tiba. Tidak usang lalu, kami terbang. Bersama pesawat yang hendak mengantar kami bareng segala mimpi, dan harapan orang tersayang.


Setelah kurang lebih dua jam mengudara, Pesawat Air asia AK 417 mendarat dengan mulus di Kuala Lumpur International Airport 2. Dengan memandang keluar jendela pesawat saya bergumam dalam hati “Finally, I’m here. After all the tears and the sleepless nights” Setelah itu kami bergegas keluar pesawat dan mengikuti segala mekanisme bandara KLIA 2 yang cukup lama. Setelah semuanya akhir, keluarlah kami dari bandara dan berjumpa dengan buddies yang mau mengirim kami ke Universitas Pendidikan Sultan Idris. Setelah perjalanan kurang lebih tiga jam, sampailah kami di UPSI, rumah kami selama satu semester kedepan. Satu minggu pertama kami di habiskan untuk orientasi kampus bareng sahabat-teman mahasiswa internasional yang lain. Orientasi ini super seruu, banyak pemateri-pemateri yang sangat asik, bertemu dan berkenalan dengan sobat gres dari berbagai negara, aktivitas-kegiatan dan game yang seru, and the most important thing…kuliner yang super banyak dan enak!! Terimakasih IMC UPSI hahaha. Seminggu berikutnya, kami memulai perkuliahan pertama kami, mencicipi atmosfer gres dengan dosen dan sobat yang berbeda bahasanya dari kami. Awalnya kami sakit kepala namun lama kelamaan kami mulai terbiasa. Dengan mengikuti perkuliahan dan aneka macam kegiatan yang tidak kalah seru. Membuat kami tidak menyadari bahwa dua bulan telah kami disini. Saya dan sahabat-sobat pasti mendapat berbagai pelajaran berharga. Tentang hidup mampu berdiri diatas kaki sendiri dan keberanian untuk keluar dari zona tenteram. Selama senantiasa berada di zona nyaman, saya yakini kita tidak akan meningkat dengan maksimal. Tentang menerima, berguru, dan menghargai budaya baru, perihal menahan ego dan mengerti orang lain, ihwal cara pandang yang luas. Aku tidak akan berbohong, disini tidak selalu menyenangkan, kadang ada waktu dimana kita bersedih. Tapi seluruhnya menjadi pelajaran berharga bagiku dan sahabat-sahabat.Pengalaman dan pelajaran gres selama student exchange ini menjadi pupuk yang akan menumbuhkan diri kami.


Di selesai tulisan ini, ada beberapa tips yang mungkin bisa di terapin teman-sobat, yang pertama, mesti siap sedia ngepoin dan mencari info baik itu ke web atau ke orang-orang yang berkaitan, yang kedua jangan takut untuk menjajal sih, coba aja dahulu yakinin dalam diri kamu bahwa dengan menjajal tidak akan ada yang sia-sia bahkan justru memperbesar gosip gres, yang ketiga pelajarin Bahasa negara yang kau tuju. Ini bisa membuat lebih mudah kau dan menjadi poin plus ketika seleksi. Yang keempat, terus semangat dan berikan yang terbaik ketika menciptakan essay atau apapun dalam proses seleksi. Berikan yang terbaik, dilema lolos atau tidak itu urusan belakangan. Kesempatan akan senantiasa ada, yang jadi pertanyaan, maukah kau memberi kesempatan pada dirimu untuk terus berani mencoba?


 


Kode Konten : KL015



Sumber we.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)