Sabtu, 01 Agustus 2020

6 Jenis Awan Yang Menyebabkan Hujan Beserta Ciri-Cirinya

Hujan ialah salah satu tahapan yang terdapat dalam siklus hidrologi atau air. Hujan mampu diibaratkan sebagai kembalinya air yang berada di atmosfer menuju ke permukaan bumi. Dan proses tersebut terus terjadi secara terus menerus untuk menyeimbangkan ekosistem di bumi. Seperti yang kita pahami adanya hujan yang turun ke bumi tidak terlepas dari adanya peran awan. Awan merupakan salah satu bagian yang juga berada di siklus hidrologi yang terbentuk dari kumpulan titik – titik uap air atau proses kondensasi yang terjadi di atmosfer.


Secara singkat proses pembentukan awan bermula dari menguapnya air yang berada di permukaan bumi. Air tersebut berasal dari sungai, bahari, danau, dan lain sebagainya. Uap air yang menguap balasan pemanasan sinar matahari jadinya berkumpul menjadi satu di atmosfer. Karena di atmosfer suhu udaranya lebih rendah dan bertekanan tinggi, maka titik – titik uap air tersebut mengalami pengembunan sampai secara perlahan menjelma padat. Padatan inilah yang lebih dikenal dengan istilah awan.


Ada kalanya awan – awan tersebut berkumpul menjadi satu hingga kesannya menjadi besar, luas dan makin berat massanya. Akibat adanya gaya gravitasi awan tersebut turun erat dengan permukaan bumi yang suhu udaranya lebih tinggi. Jika telah begitu, awan akan berganti wujud untuk kembali lagi ke bumi dalam bentuk hujan.  Dan begitulah seterusnya agar alam mendapatkan keseimbangan dengan cara alami. Lalu timbul pertanyaaan apakah semua awan mampu menjelma hujan? Tidak semua awan mampu menyebabkan hujan, cuma awan – awan tertentu saja. Awan apa sajakah itu? Berikut jenis awan yang mengakibatkan hujan:


1. Awan KumuloNimbus (Cu-Ni)


Awan ini tergolong ke dalam awan yang berada di ketinggian lebih dari 2.000 m. Awan KumuloNimbus terkenal sebagai awan yang menimbulkan hujan deras diikuti dengan petir dan guntur. Jika telah timbul awan kumulonimbus terdapat pula awan sirostratus yang terletak di atasnya. Terkadang kehadiran kedua awan ini mampu juga menyebabkan tornado atau puting beliung.


Adapun ciri – ciri dari awan kumulonimbus adalah:



  • Awan kumulonimbus berada di ketinggian antara 2.000 – 16.000 m.

  • Mempunyai warna putih hingga gelap, selaku tanda timbulnya hujan dan kilat serta guntur.

  • Awan kumulonimbus memiliki akrab kaitannya dengan badai, badai, hujan deras dan petir.

  • Sangat tebal sehingga mampu menutupi sinar matahari.

  • Di kawasan subtropis hingga cuek bisa menyebabkan salju.

  • Bagi sebagian besar pilot, akan senantiasa menyingkir dari awan ini sebab di dalamnya mengandung muatan listrik yang sangat besar.


2. Awan NimboStratus (Ni-St)


Awan nimbostratus termasuk ke dalam awan rendah yang ketinggiannya kurang dari 3 km. Awan ini memiliki bentuk yang tidak menentu, lazimnya berbentuk abstrak dan compang – camping tidak beraturan dengan warna putih keabu – abuan. Biasanya penyebaran awan nimbostratus cukup luas dan awan ini menyebabkan timbulnya hujan gerimis.


Ciri – ciri dari awan nimbostratus antara lain:



  • Awan nimbostratus berwarna putih gelap cendrung keabu – abuan dan persebarannya cukup luas di langit.

  • Berada di ketinggian antara 600 – 3.000 meter dari permukaan bumi.

  • Khusus di Indonesia, awan nimbostratus hanya menyebabkan hujan gerimis.

  • Bentuknya tidak tetap dengan pinggiran compang – camping.


3. Awan Stratokumulus


Awan ini termasuk ke dalam awan rendah dan berada kurang dari 2 km dari permukaan tanah. Karena letaknya dekat dengan bumi, maka tidak heran kalau kita dapat menyaksikan awan ini dengan sangat jelas. Awan stratokumulus dapat menghasilkan hujan yang tidak terlampau deras dibandingkan dengan hujan yang dihasilkan oleh awan kumulonimbus. Bentuk dari awan ini bulat dan saling berkumpul atau terpisah secara teratur berwarna keabu – abuan.


Ciri – ciri awan stratokulumus:



  • Berada di ketinggian di bawah 2.000 meter.

  • Dapat menghasilkan hujan tetapi dalam jumlah yang sedikit.

  • Awan stratokumulus dapat bergerak dengan cepat ketimbang awan kumulus lain dan berkembang ke arah horizontal.

  • Terdiri atas butiran air yang sungguh dingin hingga kristal es saat isu terkini cuek tiba.

  • Dapat mengakibatkan turbulensi dan konveksi lapisan udara yang tidak stabil.


4. Awan Stratus


Awan ini berupa lapisan tipis tetapi lebar di langit dengan warna putih hingga keabu – abuan. Awan stratus menjadi tanda adanya kestabilan tekanan udara yang terdapat di atmosfer. Awan ini akan senantiasa muncul ketika cuaca sangat panas tetapi tiba – datang turun hujan ringan atau gerimis. Awan stratus jika dilihat di langit akan terlihat sangat teratur tetapi terkadang awan ini juga mampu berbentuk tidak beraturan dan bisa juga berbentuk tebal sehingga dapat menutupi sinar matahari.


Ciri – ciri awan stratus:



  • Terletak pada ketinggian yang rendah.

  • Perkembangan awan stratus tidak vertikal namun mengikuti pemikiran angin.

  • Dapat menjelma nimbostratus.


5. Awan Altokumulus


Awan altokumulus berbentuk bulatan kecil seperti dengan kapas yang tersebar luas di langit. Awan ini tersebar dengan sangat terorganisir dan bisa menutupi sebagian besar permukaan langit. Warna dari awan altokumulus yakni putih sampai debu – debu. Awan ini juga mampu mengakibatkan hujan deras dengan dibarengi oleh petis dan kilat.


Awan altokumulus mempunyai ciri – ciri:



  • Awan ini berada di ketinggian 2.000 hingga dengan 7.000 meter di atas permukaan maritim.

  • Dapat dilihat dengan gampang bila kita berada di ketinggian seperti gunung.

  • Bentuknya kecil – kecil seperti bola kapas yang saling bergandengan dalam jumlah yang banyak.


6. Awan Altostratus


Awan ini mengandung banyak titik – titik uap air, sehingga tidak aneh kalau awan altostratus mampu menghasilkan hujan dalam intensitas ringan hingga virga atau hujan yang tidak hingga ke tanah. Jika dilihat, bentuk dari awan altostratus ialah mirip lembaran tipis yang membentuk jalur berwarna bubuk – bubuk. Awan ini tersebar nyaris menutupi permukaan langit akan tetapi sinar matahari masih mampu menembus di antara awan ini. Awan altostratus mampu ditemui ketika senja ataupun pada malam hari. Dan akan menghilang dikala siang hari saat matahari bersinar dengan sangat terik.


Ciri – ciri dari awan altostratus yaitu:



  • Awan altostratus terbentuk di ketinggian 2.000 hingga 7.000 meter.

  • Jika berkumpul dalam jumlah yang banyak, awan ini bisa menghasilkan hujan ringan.

  • Mempunyai warna debu – debu kebiruan dan menutupi nyaris seluruh langit.

  • Terbentuk pada sore hari dan malam hari.


Itulah berbagai macam awan yang menjadikan hujan. Semoga gosip di atas dapat berfaedah.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon