Sabtu, 11 Juli 2020

Selat Gibraltar: Sejarah Dan Peristiwa Bertemunya Dua Arus Bahari

Laut menjadi bab paling penting bagi beberapa negara. Seperti yang dikenali sebuah negara yang berada di pesisir atau lebih diketahui dengan sebutan negara pesisir mempunyai kemajuan terutama di bidang perekonomian sangatlah tinggi. Tidak hanya dimanfaatkan sumber dayanya saja, namun juga dijadikan selaku jalur transportasi jual beli bagi beberapa negara yang memiliki kawasan perairan. Salah satu bab dari lautan yang menghubungan antar dua atau lebih daratan dikenal dengan nama selat. Adanya selat menciptakan relasi antar dua daerah menjadi tempat yang sungguh ramai dan perekonomian turut meningkat. Selat juga dijadikan selaku pembatas antara tempat atau negara. Salah satu selat yang cukup populer yaitu Selat Gibraltar.


Selat Gibraltar termasuk selat yang cukup unik, selat ini menghubungkan dua perairan yaitu Samudara Atlantik dan Laut Tengah. Secara geografis, Selat Gibraltar dibatasi oleh negara Spanyol dan Gibraltar di bab utara, Maroko dan Ceuta di sebelah selatan. Ada juga beberapa pulau kecil yang berada di Selat Gibraltar yang sampai ketika ini masih diperubutkan statusnya oleh Spanyol dan Maroko yakni Pulau Perejil.


Lokasi dari Selat Gibraltar sangatlah strategis. Hal ini dikarenakan kapal – kapal yang berasal dari Laut Mediterania atau Laut Tengah mesti melewati selat ini untuk menuju Samudra Atlantik, begitupun sebaliknya semua kapal yang berasal dari Samudra Atlantik sudah pasti melalui Selat Gibraltar untuk dapat menuju Laut Tengah. Selain itu, beberapa pelayaran mesti melalui Selat Gibraltar ketika menuju Afrika jika berasal dari Benua Eropa.


Pada ketika Perang Dunia II antara Kerajaan Inggris dengan Jerman, Inggris mengakibatkan Selat Gibraltar selaku kawasan pertahanannya dan ketika kapal selam milik Jerman memasuki perairan Mediterania, mereka akan terjebak sehingga Jerman tidak mampu melewati selat ini. Alasan kapal selam milik Jerman tidak berada di bawah air karena arus maritim di selat ini begitu kuat dan kapal selam tidak mampu menyelam.


Sejarah Gibraltar


Sebenarnya nama Gibraltar ialah nama sebuah daerah atau semenanjung yang miliki luas sekitar 6,8 km persegi yang berada di sebelah selatan Semenanjung Iberia di Eropa Barat. Iklim di kawasan ini cendrung hangat dengan sebagian besar berupa kawasan pantai. Gibraltar termasuk daratan kecil dan miskin sumber daya alam. Namun, hal tersebut tidak menciptakan daerah tersebut tidak disenangi. Hingga saat ini Gibraltar menjadi tempat perebutan internasional antara Spanyol dan Inggris. Menurut Spanyol Gibraltar merupakan bagian dari wilayahya sedangkan bagi Kerajaan Inggris menyebabkan daerah tersebut ialah daratan di seberang bahari. Sedangkan bagi pemerintah Gibraltar menilai bahwa daerahnya ialah bab dari Kerajaan Inggris.


Gibraltar telah menjadi daearah perebutan semenjak zaman dulu. Hal ini bermula dari pasukan Kekhafilahan Umayyah yang dipimpin oleh Tariq bin Ziyad berhasil menaklukan kawasan asal muasal Gibraltar di tahun 771. Oleh karena itu, ada sebuah gunung kecil yang berada di semenanjung tersebut diberi nama Tariq. Dalam model bangsa Spanyol menjadi Gibraltar. Selama bertahun – tahun sepanjang daerah Semenanjung Iberia sampai Gibraltar senantiasa diperebutkan oleh kerajaan Muslim dan kerajaan Nasrani. Karena letak Gibraltar pada bab utara memiliki batas dengan pegunungan jadi relatif kondusif dari serangan darat. Selain itu alasan lain Gibraltar menjadi perebutan yaitu lokasinya yang sangat sesuai untuk mengendalikan lalu lintas jalur pelayaran kapal – kapal antar Samudra Atlantik dan Laut Mediterania.


Perseteruan tersebut terus berlanjut namun sempat berhenti sesudah kurun ke 18. Hingga pada tahun 1954 terjadi penutupan jalur penerbangan ke Gibraltar oleh Spanyol alasannya adalah kunjungan Ratu Inggris ke Gibraltar pada waktu itu. Pada tahun 1963, alhasil Spanyol membawa dilema tersebut ke PBB dan Spanyol menilai bahwa Gibraltar yakni bagian dari Spanyol yang masih dijajah oleh Kerajaan Inggris serta penduduk yang berdomisili di Gibraltar merupakan imigran dari Inggris dan telah menetap lama di sana.


Pemerintah Gibraltar sendiri tidak tinggal membisu dan membuat referendum pada tahun 1967. Hasil dari referendum tersebut menyatakan bahwa nyaris seluruh rakyat Gibraltar ingin wilayahnya tetap berada di bawah kekuasan Kerajaan Inggris. Spanyol tentu tidak menyetujui hasil referendum tersebut dan mereka melaksanakan penutupan jalur perbatasan dan juga memutus seluruh jalur komunikasi yang menghubungkan antara Gibraltar dengan Spanyol. Keputusan Spanyol tersebut dihentikan pada tahun 1985 karena Spanyol ingin diterima selaku bagian dari Uni Eropa.


Fakta Selat Gibraltar


Selat Gibraltar merupakan salah satu selat yang cukup terkenal alasannya di sini ialah tempat pertemuan antara dua bahari ialah Samudra Atlantik dan Laut Mediterania (Laut Tengah). Akibat konferensi kedua perairan tersebut, terjadi fenomena berupa hadirnya batas-batas seolah Selat Gibraltar terbelah. Fenomena ini ternyata telah tercantum di dalam Al-Qur’an. Selain itu, spesialis osanografi, Francis J. Cousteau meneliti fenomena tersebut. Di dalam tulisannya Cousteau menyampaikan perihal penghalang yang memisahkan lautan serta mengamati jikalau Laut Mediterania mempunyai tingkat salinitas dan juga kerapatan yang berlawanan serta dihuni oleh tumbuhan dan fauna yang sangat khas atau tidak mampu ditemukan di kawasan lain.


Selain itu, beliau juga meneliti bahwa Samudra Atlantik mempunyai sifat yang sungguh berlainan dengan Laut Mediterania. Sebelumnya ia menduga jikalau tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua perairan tersebut dilihat dari salinitasnya, keragaman tanaman dan fauna, kerapatannya dan lain sebagainya. Berdasarkan ilmu fisika, fenomena kedua perairan yang tidak mampu bercampur ini selaku akibat adanya tegangan permukaan. Para mahir juga menyimpulkan bahwa laut yang saling bersebelahan mempunyai perbedaan massa jenis. Perbedaan massa jenis menjadikan teganggan permukaan mencegah dua lautan saling bercampur dan seolah – olah ada dinding tipis yang memisahkan kedua air tersebut.


Akan namun fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Selat Gibraltar saja. Di Indonesia pernah terjadi hal serupa tepatnya di bawah jembatan Suramadu. Orang – orang berpikir bila ketika itu laut tampakseolah – olah terbelah karena terjadi konferensi dua arus air (Baca: Fenomena Laut Terbelah Di Suramadu).


Itulah tadi penjelasan tentang Selat Gibraltar. Semoga mampu memperbesar wawasan kalian.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon