Sudah dari dulu Papua mempunyai keberagaman flora yang sungguh banyak jumlahnya. Bahkan beberapa di antaranya hanya dapat hidup dan berkembang di tanah Papua. Iklim dan cuaca yang tepat di Papua menjadi tempat yang pas untuk berkembang biak bagi beberapa spesies tanaman tertentu, bahkan saat ini keberadaannya masuk ke dalam daftar langka. Lalu apa sajakah flora langka tersebut, berikut yaitu daftarnya:
1. Buah Merah (Pandanus conoideus)
Buah merah berasal dari keluarga pandan. Buah merah terbungkus oleh daun seperti mirip jagung sehingga perlu mengupasnya terlebih dahulu untum mendapatkan buahnya. Buah merah juga berada di negara Papua Nugini dan dikenal dengan nama Marita, sedangkan orang Papua sendiri menyebutnya dengan nama kuansu. Setidaknya ada sekitar 30 jenis buah merah, akan namun hanya ada 4 jenis yang mempunyai nilai ekonomi tinggi ialah jenis panjang merah, merah pendek, cokelot dan kummiming. Buah merah yang dimanfaatkan untuk obat herbal adalah berjenis merah panjang dengan panjang mencapai 100 cm dan diameter 18 cm serta berat 7,5 kg. Buah merah dimakan oleh masyarakat Papua bersamaan saat melakukan upacara kerikil. Buah merah banyak mengandung manfaat mirip meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker, menangkal diabetes dan lain sebagainya, alasannya adalah di dalam buah merah mengandung antioksidan yang tinggi dan juga betakaroten.
2. Rabon Bi
Rabon bi atau keben mempunyai bentuk seperti dengan buah jambu air, akan namun mempunyai serat di bagian kulitnya serta pada bab tepi. Saat dibelah, bagian dalam rabon bi akan tampak seperti tempurung dan berwarna putih. Di dalamnya juga terdapat biji yang cukup keras serta berlendir.
Meskipun begitu buah rabon bi tidak mampu disantap. Masyarakat Papua cuma memanfaatkan buah rabon bi selaku penyembuh penyakit mata mirip rabun jauh, rabun bersahabat hingga katarak. Untuk mengobati mata yang sakit cukup mudah, yaitu dengan meneteskan sari atau pati buah rabon bi pada mata yang sakit.
3. Matoa (Pometia pinnata)
Tanaman khas yang terdapat di Papua yaitu matoa. Keunikan tumbuhan matoa terletak pada buahnya baik pada bagian luar maupun di bab dalam buah. Untuk bab kulit, buah matoa masak mempunyai warna hijau keungu – unguan dengan tekstur kulit seperti seperti buah kelengkeng tetapi lebih lunak dan sedikit lengket. Daging buah matoa berwarna putih dan memiliki rasa yang cukup unik yakni percampuran antara kelengkeng dengan durian.
Pemanenan buah matoa terjadi sebanyak satu tahun sekali, tepatnya pada bulan Januari hingga Februari. Ada dua jenis varian dari matoa yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Buah matoa kelapa memiliki tekstur daging kering namun kenyal dan kulit buah berwarna kehijauan. Saat ini keberadaan matoa bukan menjadi flora yang merepotkan untuk ditemukan. Banyak orang mulai membudidayakan matoa sehingga persebarannya telah hingga ke seluruh Indonesia.
4. Bintangur
Bentuk buah dari bintangur adalah bundar sedikit lonjong dengan warna kulit hijau dengan jenis buah bergerombol. Buah dari bintangur ini tidak dapat dimakan, bukan memiliki arti buah ini tidak berguna justru sebaliknya. Manfaat buah bintangur diperoleh sesudah lewat pembuatan yaitu dengan diekstrak menjadi minyak. Masyarakat Papua mempergunakan minyak bintangur selaku alternatif pengganti materi bakar minyak untuk kendaraan bermotor.
Minyak bintangur cuma dipakai dikala pasokan materi bakar minyak langka atau telat untuk tiba. Tahapan untuk menjadi minyak dimulai dari mengeringkan terlebih dulu buah bintangur. Pengeringan bertujuan untuk mengeluarkan minyak dari dalam buah. Setelah itu minyak mesti disaring untuk memisahkannya dengan benda – benda atau endapan yang terdapat pada minyak. Selanjutnya, minyak yang dihasilkan mampu dipakai untuk materi bakar.
5. Pisang (Musa Ingens)
Pisang jenis Musa Ingens ini memiliki keunikan tersendiri bila daripada jenis pisang pada umumnya yaitu mempunyai ukuran besar. Besarnya pisang Musa Ingens mampu meraih 60 kg dengan panjang 18 cm dan diameter 4 cm atau setara dengan lengan orang cukup umur. Pohon pisang Musa Ingens banyak ditemukan di hutan Pegunungan Arfak dengan tinggi pohon meraih 25 meter.
Pelepah daun pisangnya sendiri bisa mencapai panjang 5 meter dengan lebar daun 1 mater. Meskipun begitu, pisang Musa Ingens tidak mampu dikonsumsi alasannya rasa yang dihasilkan cuek. Pohon pisang Musa Ingens sungguh susah ditanam sehingga jarang masyarakat Papua yang membudidayakannya.
6. Anggrek Hitam Papua
Anggrek hitam dari Papua memang berlawanan dari anggrek pada umumnya. Secara fisik anggrek hitam ini benar – benar berwarna hitam baik di bab dalam maupun di bagian luarnya. Namun untuk bab tengah anggrek hitam mempunyai warna ungu atau merah terang. Keunikan lain dari anggrek hitam yaitu sulitnya untuk didapatkan serta dibudidayakan.
Untuk memperoleh induk dari anggrek hitam sendiri mesti memasuki pedalaman hutan Papua itupun jika beruntung karena keberadaannya di alam liar juga terbatas. Sistem budidaya tidak membantu memperbanyak jumlah anggrek hitam. Untuk menemukan bibitnya, anggrek hitam mesti berada pada kondisi yang serupa seperti kawasan aslinya. Bahkan modifikasi lingkungan cuma mampu menghasilkan keberhasilan sekitar 20 – 30% saja, tak aneh kalau harga dari anggrek hitam bisa mencapai ratusan juta.
7. Anggrek Besi
Papua memang menjadi tempat bagi beberapa macam anggrek langka di dunia. Selain anggrek hitam, papua juga memilik anggrek yang tidak kalah cantik adalah anggrek besi. Ciri khas dari anggrek besi yakni mempunyai warna kelopak yakni hijau cerah sedangkan untuk bab putik berwarna ungu.
Sama mirip anggrek hitam, anggrek besi juga tergolong anggrek langka oleh karena itu harga jual dari anggrek besi juga sungguh tinggi. Akan tetapi budidaya anggrek besi lebih gampang sehingga dikala ini sudah banyak diperjual belikan anggrek besi dengan harga yang lebih terjangkau.
8. Sarang Semut
Sarang semut masuk ke dalam genus tumbuhan mirmekofita epifit. Sarang semut mampu ditemukan berada pada batang atau dahan pohon yang cuma ada di Papua. Sarang semut akan melekat pada tanaman lain untuk dijadikan inang, tetapi bukan selaku parasit. Jika dibelah sarang semut akan terlihat seperti lubang atau ruang seperti seperti sarang semut dan memang dimanfaatkan oleh semut untuk daerah tinggal. Umbi dari sarang semut mempunyai banyak manfaat kesehatan yakni mencegah dan mengobati kanker, menyembuhkan penyakit wasir, stroke, maag, melancarkan peredaran darah dan masih banyak lagi.
9. Anggrek Stuberi (Dendrobium lasianthera)
Satu lagi jenis anggrek yang langka di Papua yaitu anggrek stuberi. Warna dari anggrek stuberi sangat unik yaitu percampuran antara warna putih dan ungu pada bagian kelopak. Kelebihan lain dari anggrek stuberi ialah bentuk kelopaknya yang bergelombang atau terpilin. Perlu dimengerti bila anggrek stuberi masuk ke dalam daftar flora budidaya yang hanya mampu tumbuh di lingkungan konservasi saja. Sehingga ada hukuman tegas jikalau terbukti memelihara anggrek stuberi di luar lingkungan konservasi.
Itulah beberapa tanaman langka di Papua yang wajib dilestarikan keberadannya agar tidak punah. Semoga berfaedah.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon