Minggu, 24 Mei 2020

Pemahaman Kristalisasi Magma – Proses – Jenis Kristal Yang Dihasilkan

Ketika gunung berapi mengalami erupsi, ada beragam jenis material yang dikeluarkan dari dalam perut bumi. Keluarnya material tersebut disebabkan oleh adanya acara di dalam dapur magma. Makara dikala acara meningkat maka ada kemungkinan material panas yang berasa dari dalam perut bumi akan disemburkan keluar dan terjadilah gunung meletus. Namun ada kalanya magma yang berada di dalam bumi mengalami kristalisasi.


Kristalisasi merupakan suatu proses pembentukan suatu bahan padat yang berasal dari pengendapan larutan, melt atau adonan leleh, ataupun pengendapan pribadi yang berasal dari gas (meskipun sangat jarang terjadi). Kristalisasi sendiri juga dipakai dalam teknik pemisahan kimia antara materi padat – cair dengan cara melaksanakan pemindahan massa dari zat terlarut (solutan) cairan menjadi padatan kristal. Lalu apa itu kristalisasi magma dan bagaimana proses terjadinya?


Kristalisasi Magma


Seperti yang kita tahu bila magma yang berada di dalam Bumi mempunyai wujud cair dan sungguh panas.  Tidak heran kalau ion – ion yang berada di dalamnya akan terus bergerak secara bebas dan tidak beraturan. Justru sebaliknya saat magma mengalami proses pendinginan, pergerakan ion – ion penyusun magma mengalami penurunan dan secara sedikit demi sedikit ion tersebut mulai menertibkan membentuk susunan yang lebih terstruktur. Proses tersebut yang diketahui dengan nama kristalisasi.


Ion – ion di dalam magma akan saling terkait antara satu dengan lainnya untuk membentuk suatu ikatan kimia dan menciptakan bentuk kristal yang terencana. Secara lazim material penyusun magma tidak akan membeku dalam waktu serentak. Cepat atau lambatnya pendinginan magma tersebut sangat kuat pada proses kristalisasi khususnya pada ukuran kristal. Jika pendinginan berlangsung secara lambat maka ion – ion mempunyai potensi untuk berkembang sehingga kristal yang dihasilkan akan berskala besar. Proses kristalisasi ini umumnya terjadi di magma yang berada jauh di bawah permukaan bumi. Batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi menghasilkan tekstur bernafsu atau faneritik. Tektur faneritik memiliki butiran bernafsu dan relatif sama besar namun mineral penyusunnya dapat dibedakan dengan mata telanjang. Karena terbentuk di bawah permukaan bumi, maka batuan beku ini akan muncul ketika batuan yang menutupinya mengalami erosi.


Namun sebaliknya kalau proses pendinginan berlangsung dengan cepat dan terjadi erat dengan permukaan bumi, ion – ion tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk menyebarkan diri sehingga tidak akan menghasilkan kristal. Bentuk batuan beku yang dihasilkan mempunyai tekstur berbutir halus sungguh kecil atau disebut afanitik. Hasil akhir pembekuan menciptakan atom tidak teratur yang dikenal dengan nama mineral gelas. Meskipun mineral sukar untuk ditentukan alasannya adalah ukurannya yang sungguh halus, batuan beku ini bisa dicirikan dari warnanya yang sangat terperinci, sedang atau gelap. Untuk batuan beku afanitik berwarna jelas mempunyai kandungan mineral nonferromagnesian silicate sedangkan yang berwarna gelap mengandung ferromagnesian silikat. Jika dilihat secara visual, batuan beku afanitik terdapat lubang – lubang bekas keluarnya gas berbentuk lingkaran atau memanjang yang disebut dengan vesikuler yang umumnya didapatkan pada bagian luar aliran lava.


Ketika magma mengalami proses pendinginan, atom oksigen dan atom silikon saling berkaitan satu dengan lainnya untuk pertama kali membentuk tetrahedra oksigen – silikon. Semua tetraherdra yang terbentuk akan saling berkaitan dan bergabung dengan ion – ion lainnya sampai membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat. Seperti yang dijelaskan sebelumnya mineral yang tersusun di dalam magma tidak terbentuk dalam waktu yang serupa, sehingga ada beberapa mineral yang hendak mengkristal pada suhu tertentu. Tidak heran jikalau kadang kala magma mengandung kristal padat yang masing dikelilingi oleh material cair.


Komposisi magma dan jumlah kandungan dari materi volatil juga turut mensugesti proses kristalisasi. Tidak heran jikalau magma dapat digolongkan berdasarkan bahan penyusunnya maka kenampakan fisik serta komposisi mineral yang terdapat pada batuan beku juga akan beragam. Sedangkan kondisi lingkungan ketika terbentuknya proses kristalisasi mampu dikenali dari sifat susunan butiran mineral atau tekstur. Bisa dikatakan bahwa pembagian terstruktur mengenai batuan beku berdasarkan pada tekstur serta komposisi mineral penyusunnya.


Pembekuan atau kristalisasi magma yang berlangsung dengan lambat akan menciptakan


Jenis – Jenis Kristalisasi Berdasarkan Proses Asal Usulnya



  1. Kristalisasi dari larutan (solutan)


Yaitu sebuah proses kristalisasi yang paling banyak ditemui khususnya di bidan teknik kimia, seperti pembuatan produk kristal senyawa anorganik ataupun organik yaitu urea, gula pasir, tawas, garam dapur dan lain sebagainya.



  1. Kristalisasi dari lelehan (melt)


Kristalisasi ini cuma berlaku untuk pengerjaan silikon single kristal yang pada tahap selanjutnya dibuat silikon waver adalah bahan dasar pengerjaan chip – chip integrated circuit (IC). Untuk kristalisasi yang berasal dari lelehan ini juga memasukan tahap prilling atau granulasi.



  1. Kristalisasi dari uap


Merupakan proses sublimasi – desublimasi pada suatu senyawa dalam fasa uap disublimasikan untuk menjadi kristal. Proses ini juga berlaku di bidang industri yang pastinya perlu melewati beberapa tahap.


Penyebab Kristalisasi Magma



  1. Magma Mengalami Kehilangan Panas


Terjadi perpindahan panas pada magma menjadi batuan yang relatif acuh taacuh yakni insiden lazimdan terjadi pada intrusi dangkal dan semakin masbodoh bila berada di kerak bumi. Proses pendinginan mengakibatkan magma kehilangan energi kinetiknya hingga mencapai titik nukleasi dan kristalisasi atau pembekuan cepat yang menghasilkan gelas atau lingkungan volkanik.



  1. Magma Mengalami Kehilangan Fase Cair


Magma yang mengalami fase pemisahan dengan air dapat mengakibatkan terbentuknya kristal meskipun tidak mengalami penurunan suhu sekalipun atau kehilangan kalor. Saat air terlepas dari tubuh magma, ada kemungkinan polimer silikat terbentuk sehingga menjadi suatu langkah awal dalam pembentukan struktur kristal silikat. Ada suatu tahapan berjulukan fractional crystallization adalah ketika urutan kristalisasi  komponen mineral sebagai variabel (suhu) jatuh pada kristalisasi total pada suhu wajar .


Namun kalau fase mineral pembentuk terjadi lebih singkat dan mempunyai suhu lebih tinggi dalam keadaan terpisah dari magma induk sebagai balasan penenggelaman, pengapungan, peletakan permukaan ruang magma atau ajaran yang beda dari kristal dan lelehan, maka magma yang tersisa tersebut akan memiliki sifat yang berlainan dari magma induknya atau lebih dikenal dengan ungkapan differentiated magma.


Demikian penjelasan perihal kristalisasi magma. Semoga informasi di atas dapat berguna.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon