Seiring berkembangnya zaman, pembangunan di beberapa kawasan juga mengalami peningkatan. Tidak heran kebutuhan akan bahan baku yang berasal dari alam khususnya hasil tambang juga mengalami kenaikan. Hasil tambang sendiri tidak cuma berbentuklogam namun juga menciptakan produk non logam. Tidak heran bila kita mengatakan tentang hasil tambang niscaya mempunyai relasi bersahabat dengan mineral bijih. Dapat dikatakan bahwa mineral bijih atau ore minerals merupakan sebuah mineral yang mengandung logam atau komponen logam dan mempunyai nilai irit.
Di kerak bumi terbukti banyak mengandung komponen – komponen logam akan tetapi dalam konsentrasi kecil. Akan tetapi kalau telah melewati beberapa proses, kadar suatu logam akan mengalami kenaikan hingga berulang kali lipat sehingga nilai ekonomisnya juga mengalami peningkatan. Dan untuk mempermudahnya, maka endapan bijih hasil tambang yang sudah melalui tahapan tertentu diklasifikasikan untuk mempermudah pembagian. Klasifikasi endapan bijih dapat digolongkan menjadi:
1. Berdasarkan Komoditi Endapan
Jika dilihat berdasarkan komoditinya, endapan bijih terbagi menjadi lima golongan ialah:
- Precious metals atau logam mulia: emas (Au), perak (Ag), dan platina (Pt).
- Non ferrous metals atau logam non ferrous: timbal (Pb), seng (Zn), tembaga (Cu), timah (Sn), dan alumunium (Al). Untuk tembaga, timbal, seng dan timah dikenal dengan sebutan logam dasar atau base metals.
- Iron and ferroalloy metals atau logam ferroalloy dan besi: besi (Fe), nikel (Ni), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Krom (Cr), wolfram (W), molibdenum (Mo), vanadium (V) dan kobal (Co).
- Minor metals dan related non-metals: antimon (Sb), berilium (Be), kadmiun (Cd), arsen (As), bismut (Bi), magnesium (Mg), REE, air raksa (Hg), tantalium (Ta), selenium (Se), telurium (Te), Zirkonium (Zr), titanium (Ti) dan lain sebagainya.
- Fissionable metals: torium (Th), uranium (U), dan radium (Ra).
Selain menurut komoditi endapannya, endapan bijih juga mampu diklasifikasi berdasarkan geologi cebakan mineral dekat kaitannya genesa atau mulajadi. Secara lazim cebakan mineral berhubungan dengan 3 proses pembentukan batuan yaitu magmatisme, metamorfisme, dan sedimentasi.
2. Tipe Endapan Bijih Magmatik
Tipe magmatik ini membentuk aneka macam macam tipe cebakan seperti early magmatic, pegmatic, greissen, skarn, hidrotermal, epitermal dan masih banyak yang lain yang hendak menciptakan tubuh bijih bermacam-macam, mulai dari isometris, lapisan, urat atau vein, kantong atau bentuk rumit. Tipe ini juga endapan bijih yang dihasilkan eksklusif dari fraksinasi kristalisasi magma alasannya pembekuan magma itu sendiri atau segregasi.
- Tipe endapan pegmatik, yakni endapan yang terbentuk pada batuan beku yang mempunyai ukuran kristal yang bergairah, terbentuk selama proses kristalisasi magma, kondisi larutan tinggi air, dan kemajuan kristal cepat. Pegmatit menciptakan lithium, cesium, tantalum, berylium, feldspar dan muscovite. Hasil minor dari pegmatit ialah uranium, RER, tin, tungsten, yttrium. Bahkan hasil dar miarolitik pegmatite ialah gemston mirip beryl (emerald), topaz dan tourmaline.
- Tipe endapan hidrothermal, ialah larutan air panas yang naik selaku balasan adanya proses magmatik atau meteoritik. Air panas akan melarutkan komponen logam dari batuan yang dilaluinya, sehingga akan menciptakan pengkayaan unsur dan diendapkan pada sebuah daerah dengan temperatur lebih rendah. Hampir sebagian besar cebakan mineral berasal dari proses hidrotermal. Berdasarkan cara pembentukan endapan, terbagi menjadi 2 adalah cavity filing (mengisi lubang yang telah ada di dalam batuan) dan metasomatisme (mengganti unsur yang telah ada sebelumnya di dalam batuan dengan bagian larutan hidrotermal). Endapan hidrotermal menciptakan pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), dan kalkopirit (CuFeS2).
- Tipe vulkanogenik, terjadi alasannya adalah adanya kegiatan gunung api di bawah laut. Salah satu ciri dari cebakan vulkanogenik adalah terdapat perlapisan rijang, endapan sulfida, gipsum dan barit. Sedangkan endapan sulfida sendiri tersusun atas bijih hitam, bijih kuning, dan juga bijih kuning berbentuk stockwork.
3. Tipe Endapan Metamorfik dan Metamorfisme Kontak
Untuk endapan metamorfik memiliki relasi dengan proses metamorfisme yang disebabkan adanya tekanan dan temperatur yang mengalami kenaikan. Dalam hal ini endapan yang dihasilkan mengandung sedikit mineral, sehingga badan bijih akan tampaksederhana dan tidak teratur. Metamorfisme bisa menimbulkan re-kristalisasi dari sulfida yang ada menjadi ukuran lebih besar, bernilai ekonomi tinggi dan kandungan metal juga meningkat. Contoh endapan ini ialah asbes, serpentin, talk, pyropilit, andalusit, grafit, garnet, kyanit dan wollastonit.
Sedangkan pada metamorfisme kontak, magma menjadi sumber air, volatil material dan beberapa variasi komponen. Apabila material tersebut kontak dengan country rock maka akan tercipta skarn yang prosesnya dinamakan metasomatisme. Contoh dari metamorfisme kontak yaitu bijih besi yang terdapat di Kalimantan Selatan dan Sumatera Barat, Au – Cu di Papua. Daerah-daera tersebut ialah tempat penghasil bijih besi terbesar di Indonesia.
4. Endapan Bijih Sedimenter
Pada endapan ini bekerjasama dengan tiga tahapan yakni pelapukan batuan asal transportasi (pemindahan hasil pelapukan), pengendapan material lepas, pemampatan material lepas menjadi batuan kompak. Endapan sedimenter ini terjadi secara mekanik dan kimia sampai bentuk tubuh bijih akan terlihat sederhana membentuk lapisan yang teratur dan sebaran bijih di dalamnya cukup rata. Cebakan mineral ini mampu didapatkan di FeO dan MnO yang terbentuk adanya presipitasi sedimen yang berasal dari batuan sebelumnya yang telah mengalami pelapukan dan terbawa ke dalam cekungan sedimen sampai balasannya terbentuk susunan bijih yang gres.
5. Endapan Residual
Endapan yang berasal dari pelapukan dimana proses pelapukan dan pengendapan terjadi di tempat sama atau mampu dibilang tidak ada perpindahan material atau pengangkutan dengan air atau angin. Proses pelapukan terjadi secara fisika dan kimia dengan asal batuan dari batuan beku atau metamorf, mengalami penghancuran akhir adanya tekanan atau pelapukan alami sehingga bermetamorfosis butiran. Butiran tersebut menumpuk pada cekungan di mana batuan tersebut berasal dan mengalami proses sedimentasi.
6. Endapan Placer
Endapan placer ialah akumulasi dari material lepas yang tersusun sebab adanya proses pelapukan mineral asal kemudian terpindahkan ke tempat lain biasanya berbentukdataran rendah. Jika media perpindahan ialah sungai disebut dengan cebakan alluvial, tetapi bila perpindahan dengan memanfaatkan gaya gravitasi disebut dengan kolovial. Apabila bahan lepasnya tidak jauh dari lokasi pemineralan disebut dengan cebakan elluvial. Cebakan mineral ini lazimnya merupakan mineral berat seperti emas, magnetit, ilmenit, kasiterit dan lain sebagainya. Bentuk badan bijih memiliki lapisan tidak terorganisir, berlensa, dan bentuk tidak teratur.
Demikian penjelasan perihal pembagian terstruktur mengenai endapan bijih. Semoga isu di atas mampu menambah pengetahuan Anda mengenai bijih yang ada di alam.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon