Perjuanganku Melanjutkan Study ke PTN
Halooo para readers, disini saya akan berbagi dongeng mengenai impianku dan perjuanganku sampai jadinya mampu melanjutkan study ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri favorit di Indonesia. Semoga para reader menerima makna dari dongeng usaha saya ini dan menciptakan para readers khususnya kaum siswa/I yang hendak melanjutkan studinya semakin semangat dalam menjangkau keinginan.
Okay sebelumnya saya memperkenalkan diri, aku berjulukan Blasius Erik Sibarani berasal dari Desa Sibarani Nasampulu Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Saya yakni anak ke tiga dari tiga bersaudara, saya lahir di Bengkulu, 07 Februari 1999. Saya memiliki hobbi ialah membaca, menulis, bermain musik dan bermain sepakbola. Saya yakni anak ke tiga dari tiga bersaudara, kami bertiga saling menyayangi satu sama lain, kami dilahirkan oleh orang renta yang sederhana dan mempunyai jiwa kasih sayang yang sungguh terasa. Orang bau tanah kami mengajarkan kami untuk saling membantu satu sama lain dan tidak boleh berkelakian arogan pada orang lain. Oleh alasannya adalah itu, kami bersaudara tidak pernah saling berantem satu sama lain melainkan saling mengasihi. Keluarga aku awalnya tinggal di tempat aku lahir ialah di Bengkulu, akan namun alasannya Ayah aku mengalami sakit yang tidak sembuh-sembuh, sehingga orang renta aku menetapkan untuk pindah ke kampung halaman ialah di Sibarani Nasampulu, Provinsi Sumatera Utara.
Awal dongeng usaha saya mampu meraih bidikmisi sehingga bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi tinggi negeri adalah di Universitas Negeri Medan jurusan Pendidikan Akuntansi yang dimana sekarang aku akan menjalani semester 5. Awalnya aku tidak percaya lagi mampu melanjutkan studi ke sekolah tinggi tinggi alasannya adalah keadaan perekonomian keluarga yang tidak memungkinkan saya untuk lanjut studi. Ayah aku tidak dapat bekerja terlalu berat, alasannya adalah ayah aku mengalami serangan jantung disaat aku masih duduk di dingklik SMA kelas XI dan ibu aku tidak dapat melakukan pekerjaan sama sekali sebab ibu tidak mampu menyaksikan/ Tuna Netra disaat saya masih berumur 8 tahun (kelas III Sekolah Dasar) sampai kini. Hari-hari aku senantiasa dipenuhi dengan rasa duka yang mendalam, seperti aku tidak bisa menerima kondisi mirip ini dan ingin menuntaskan segalanya. Selain itu, pikiran saya selalu dipenuhi dengan hal-hal yang negatif ketimbang hal-hal yang nyata. Akan tetapi saya tidak mampu bersedih terus, alasannya jika aku bersedih terus yang hendak terjadi hanya penyesalan belaka. Oleh alasannya itu, aku berjuang dan berusaha agar mampu meraih keberhasilan dan mencicipi dunia pendidikan, serta kelak nantinya saya mampu membahagiakan kedua oran tua saya.
Dalam final semester kelas XII Sekolah Menengan Atas, aku sangat bingung apakah saya akan melanjutkan pendidikan saya ke jenjang akademi tinggi atau tidak. Karena menyaksikan keadaan perekonomian orang tua aku yang sederhana sehingga aku enggan untuk melanjutkan pendidikan aku. Terlebih lagi ongkos pendidikan di akademi tinggi yang terbilang mahal serta mesti mengeluarkan ongkos mirip ongkos buku, biaya makan, dan biaya lain yang menunjang kelancaran studi. Oleh alasannya adalah itu, saya harus memutar otak dan berpikir berkali-kali untuk mengambil keputusan dan tentunya mengambil resiko yang mau saya hadapi nantinya.
Waktu itu sekitar bulan Maret 2017, saya mencoba test cobaan masuk ke sekolah tinggi Institut Teknologi Del secara membisu-membisu tanpa di ketahui oleh orang tua aku. Saya mendaftar dengan menggunakan uang saya sendiri, sesudah aku mendaftar dan tibalah saatnya untuk ujian. Saya menghadapi dan menjawab setiap soal yang diberikan dengan baik dan benar. Selesai ujian, kami menanti pengumuman dan disaat tiba hari pengumuman resmi hasil cobaan, waktu itu saya sangat tidak percaya dengan hasil cobaan kami, dimana saya secara resmi lolos dan diterima selaku mahasiswa baru di Institut Teknologi Del dengan jurusan Sistem Informasi jenjang S1. Dengan hasil tersebut, aku segera memberitahukannya terhadap orang tua saya. Saat saya tamat memberitahukannya, kedua orang bau tanah aku memperlihatkan balasan yang dimana itu sebuah jawaban yang membuat aku merasa murung dan aku rasa merupakan sebuah balasan yang tidak dikehendaki oleh semua orang. Dimana orang tua saya tidak baiklah dan tidak mau saya melanjutkan hasil yang telah saya raih serta memerintahkan saya untuk tidak melaksanakan tahapan berikutnya yakni tahapan daftar ulang. Alasan orang tua aku yaitu alasannya ongkos kuliah disana sungguh besar ditambah lagi ongkos untuk asrama dan ongkos makan, sehingga hal ini menghambat kehendak saya untuk lanjut ke tahap berikutnya. Sebenarnya duka mendengarnya, tetapi yah sudahlah, aku sadar bahwa keadaan perekonomian orang tua yang termasuk miskin. Orang tua saya menganjurkan aku untuk menjajal di sekolah tinggi lainnya dan mengamati ongkos kuliah di sekolah tinggi yang aku daftar. Orang bau tanah aku ingin saya kuliah di akademi yang dimana duit kuliah nya tidak mahal.
Saya terus berjuang dan berjuang biar saya mampu melanjutkan studi aku. Saya berhasrat dan berkomitmen bahwa saya akan melanjutkan studi dengan tidak mengeluarkan biaya dari orang tua dan dari situ saya berpikir beribu kali bagaimana caranya semoga saya bisa meraih apa yang saya pikirkan. Setelah beberapa hari, tiba-tiba seorang guru aku yang erat dengan saya mengundang aku dan dikala itu guru tersebut mengobrol dengan aku dan mengusulkan saya untuk mencoba bidikmisi ialah sebuah beasiswa dari pemerintah yang dimana nantinya setiap penerima beasiswa bidikmisi tidak akan membayar uang kuliah dan akan mendapatkan duit saku dari pemerintah disetiap semesternya. Waktu itu, aku sangat berterimakasih pada guru tersebut, sebab jikalau guru aku itu tidak mengajurkan saya maka aku sama sekali tidak akan tahu perihal beasiswa ini dan jujur aku memang tidak mengetahui ihwal beasiswa ini, sehingga aku sungguh bersyukur menerima informasi ini dan aku meminta ibu guru tersebut untuk menolong saya dalam mengurus beasiswa ini ke pihak sekolah bidang kesiswaan. Saat itu, guru tersebut menjumpai pihak sekolah bidang kesiswaan dan menginformasikan kepada pihak sekolah agar merekomendasikan nama saya ke pusat selaku salah satu peserta beasiswa bidikmisi. Setelah guru aku itu simpulan menjumpai pihak sekolah, kemudian ibu guru tersebut memberitahukannya ke saya bahwa nama aku telah di anjurkan ke pihak sekolah sebagai salah satu yang di rekomendasikan untuk melamar bidikmisi.
Setelah registrasi bidikmisi dibuka, aku langsung mengorganisir berkas-berkas yang menjadi syarat untuk melamar bidikmisi, mirip surat informasi tidak bisa, rekening listrik, foto rumah, dan dokumen lainnya. Selesai saya mengorganisir dokumen-dokumen yang diharapkan, saya eksklusif mendaftar bidikmisi melalui link bidikmisi yang tersedia. Setelah saya tamat mendaftar bidikmisi, disitu saya mulai antusiasdan aku selalu berkata “aku niscaya bisa melajutkan studi, Yesus Memberkati”, hari demi hari berlalu tibalah waktunya registrasi SNMPTN dibuka, dan saya langsung mendaftar jalur SNMPTN dengan menentukan 3 jurusan di 2 PTN, namun pada saat itu aku tidak lulus jalur SNMPTN dan disaat itu saya sampai frustasi, mengalah, sampai saya menyendiri dari kawan-kawan aku. Setelah beberapa hari lalu, saya berpikir-pikir kalau saya menyerah begitu saja, mau jadi apa saya nantinya? dan kurun depan saya kemungkinan besar akan hancur. Dengan anutan saya itu, lalu saya mulai kembali semangat belajar dan kembali berjuang, alasannya adalah aku berpikir bahwa kesempatan masih ada untuk teruskan studi ke perguruan tinggi adalah lewat jalur SBMPTN, sehingga saat kegagalan saya, aku fokus mencar ilmu untuk bisa lulus lewat jalur SBMPTN-Bidikmisi. Pendaftaran SBMPTN dibuka dan saya mendaftar langsung. Dalam jalur SBMPTN ini aku memilih proram studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Medan serta program studi Ilmu Administrasi Niaga di Universitas Riau.
Pada bulan Mei, tibalah waktunya untuk test SBMPTN dan aku mesti berangkat ke Medan. Waktu itu saya nginap di kost kawan yang erat dengan lokasi aku ujian SBMPTN yakni di Universitas Negeri Medan. Berselang dua (2) hari kemudian, kami pun melaksanakan ujian. Sebelum mulai ujian, aku berdoa pada yang Maha Kuasa biar diberikan pemberian dalam menjawab setiap pertanyaan. Proses cobaan dimulai dan aku pun mulai dalam menjalankan soal. Dalam pembuatan soal, aku dapat mengerjakannya dengan baik meskipun aku sempat keringat dingin dalam mengerjakannya, alasannya adalah saya kemarin sungguh merasa khawatir dan seketika mental aku down/drop. Sejenak aku menenangkan diri dan beberapa menit lalu, kondisi saya kembali seperti lazimdan saya pun melanjutkan menjawab soal. Selesai ujian, aku tidak lupa bersyukur pada Tuhan karena atas bantuannya, saya mampu melalui cobaan dengan tanpa hambatan dan bisa menjawab soal dengan baik. Pengumuman hasil cobaan akan diberitahukan 1 bulan kedepannya, aku pun kembali ke kampung halaman dan kembali bareng dengan Ayah dan Ibu.
Pada saat pengumuman SBMPTN telah tiba, disitu aku merasa gemetar dan berpikir “jikalau saya tidak lulus, bagaimana kelanjutan aku Tuhan?”. Saat saya melihat pengumuman lewat internet, ternyata dan ternyata Yesus berkehendak terhadap aku dan aku lulus di pilihan pertama yaitu acara studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Negeri Medan. Pada saat itu juga saya langsung sujud bersyukur dan berdoa kepada Yesus Kristus yang sudah menolong saya untuk menghadapi segala tantangan dan memberikan kemenangan bagi aku. Setelah itu, saya mengumumkan hasil pengumuman SBMPTN ke orang tua saya, dimana dikala itu saya berkata kepada orang tua saya “Ibu, Bapak aku lulus SBMPTN-Bidikmisi di Univeritas Negeri Medan jurusan Pendidikan Akuntansi dan perihal ongkos kuliah, semua ditanggung oleh pemerintah Ibu, Pak”, dikala itu juga kedua orang renta aku eksklusif terharu dan meneteskan air mata bahagia dan mengucap syukur kepada Yesus sambil memeluk saya dengan akrab. Hari demi hari berlalu, tibalah saatnya untuk melakukan daftar ulang ke Universitas Negeri Medan dan aku berangkat ke Medan untuk melaksanakan daftar ulang. Selesai daftar ulang dan segala masalah manajemen, tibalah saatnya untuk pengenalan kampus atau sering disebut dengan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK). Saat itulah aku dan sobat-teman aku yang lain dinyatakan sah selaku mahasiswa Universitas Negeri Medan dengan menggunakan almamater kebanggan lalu diikuti dengan menyebutkan sumpah mahasiswa. Setelah saya sah menjadi seorang Mahasiswa peserta bidikmisi, saya mempunyai sasaran menjadi salah satu generasi emas bangsa, menjadi agent of change, aku ingin berkontribusi bagi bangsa baik secara langsung maupun tidak pribadi demi perkembangan bangsa dan negara. Selain itu, saya ingin menginspirai bawah umur bangsa yang mempunyai perekonomian sederhana/miskin, semoga mampu melanjutkan studynya kejenjang yang lebih tinggi lagi dan ingin mengubah kehidupan belum dewasa bangsa lewat implementasi dunia pendidikan.
Saya disini mengajak semua siswa yang ingin melanjutkan studinya untuk mampu semangat lagi dalam berjuang dan tidak perlu takut meskipun memiliki kondisi biaya/ekonomi yang termasuk tidak bisa, alasannya banyak program beasiswa yang mampu dilamar. Berjuanglah kedepan untuk menjangkau keinginan. Kita diminta untuk terus mengasah kemampuan potensi masing-masing semoga bisa menjadi salah satu akseptor beasiswa, karena yang berhak mendapatkan beasiswa adalah mereka yang pantang mengalah, terus berjuang, dan senantiasa berdoa.
Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita terus menerus berjuang untuk menggapai kesuksesan, karena keberhasilan tidak akan datang dengan sendirinya tetapi kesuksesan tiba ke diri kita jikalau kita berani untuk berjuang. Seperti halnya dimana setiap proses yang maksimal tidak akan mengecewakan hasil.
Semua perjuangan yang saya perbuat dalam hidup saya, membuahkan hasil yang sungguh maksimal. Saya tidak mampu berkata apa melihat hasil usaha saya. Meskipun kedua orang renta aku dalam kondisi sakit, saya tetap mampu menjangkau study yang lebih tinggi lagi. Saya yakin ini semua alasannya berkat dari yang Maha Kuasa dan hasil dari jerih payah serta semangat juang yang senantiasa menggema dalam diri aku. Saya terus berkata dalam diri aku bahwa aku berjanji kedepannya akan terus berjuang dan berusaha untuk meraih kesuksesan yang telah direncanakan Tuhan, serta yang paling penting saya akan membahagiakan kedua orang tua hingga akhir hayat. Terdapat motto dalam hidup saya yakni “struggle, try, never give up, pray, and stay gratefull / berjuang, berusaha, jangan mengalah, berdoa, dan senantiasa bersyukur”. Motto saya inilah yang menjadi bagian penting dalam hidup saya hingga aku mampu melalui setiap rintangan yang aku hadapi.
Akhir dari kisah usaha aku ini, semoga para pembaca khususnya siswa/I yang ingin melanjutkan studynya bisa mengambil makna dari dongeng saya ini biar lebih semangat lagi dan jangan mengalah dalam menggapai keinginan. Percayalah bahwa semuanya akan indah pada waktunya kalau kita mau berjuang dan berusaha. Terimakasihhh
Kode Konten: K0036
Sumber we.com
EmoticonEmoticon