Kamis, 18 Maret 2021

Beradaptasi Dengan Lingkungan Gres

Assalamu’alaikum wr wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Salam hangat untuk mitra-mitra senasib seperjuangan. Hidup Mahasiswa ! Hidup Rakyat Indonesia !


Kata pepatah “Tak kenal maka tak sayang.”


Kaprikornus sebelum kita bercengkrama, alangkah baiknya saya memperkenalkan diri untuk meberi kesan hangat.


Sebelumnya perkenalkan nama aku Rahma Hardianti, aku ialah seorang mahasiswa gres angkatan 2019 di Univeritas Jenderal Soedirman. Bangga aku memperkenalkan diri dengan menjinjing almamater tercinta.


Disini saya akan menerangkan kenapa saya mengangkat judul “Beradaptasi dengan lingkungan baru.”


Salah satu ciri makhluk hidup yaitu beradaptasi dengan lingkungannya, kalau tidak bisa menyesuaikan diri  dengan lingkungan yang ada, maka jangan salahkan alam, alasannya selalu ada seleksi alam dalam setiap prosesnya dan ada aturan rimba yang mengikutinya. Siapa yang besar lengan berkuasa yang hendak bertahan hidup.


Begitu pula dengan saya, saya hanyalah seorang manusia biasa yang sedang berproses. Dalam proses saya sedikit banyak pengalaman yang sudah mampu saya petik untuk pelajaran hidup, utamanya dikala saya melalui era TK, Sekolah Dasar, SMP, dan SMA aku. Karakter saya pun berkali-kali berubah dengan berjalannya waktu, bukan alasannya aku tidak punya pendirian atau aku tidak konsisten, namun sebab aku sedang berupaya menempatkan diri aku menyesuaikan lingkungan yang ada. Menurut aku itu yang dinamakan pembiasaan. Saya kira awalnya gampang saja untuk mengadaptasikan diri dengan lingkungan gres, tapi setelah aku jalani memang butuh waktu dan itu tidaklah semudah membalikan selembar kertas, saya maklumi alasannya itu ialah proses. Jujur saja saya ialah tipe orang yang suka berproses dan menghargai proses itu sendiri.


Saya akan memulai mengatakan tentang proses penyesuaian yang sedang aku jalani dikala menjadi mahasiswa gres. Pertama aku menegaskan aku bukanlah siswa yang istimewa di masa Sekolah Menengan Atas aku, aku hanyalah siswa yang suka berorganisasi tapi aku masih belum bisa memanajemen waktu saya sendiri dan berteman dengan banyak orang, karena setiap permulaan masuk jenjang baru aku mengukuhkan diri aku bahwa saya mesti mengenal siapa saja yang ada di sekitar saya.


Adaptasi ketika saya memulai kehidupan baru di kost. Saya percaya semua anak kost mencicipi hal ini, yang baru pertama kali mesti hidup sendiri di lingkungan baru. Minggu-ahad pertama di kost, aku merasa sendiri, kesepian, dan homesick parah. Saya berpikir saya tidak mampu terus mirip ini, saya harus berubah, saya mesti keluar dari zona nyaman aku sendiri. Saya mulai dengan suatu percakapan singkat untuk perkenalan diri di sebuah grup di akun sosmed. Saya disambut hangat ternyata dan disaat itu juga aku menerima teman, kakak, dan keluarga baru. Ditambah lagi ibu kost yang baik dan ramah. Saya telah betah disini dan aku merasa ini rumah saya sendiri, saya berharap ini artinya aku sudah berhasil beradaptasi.


Adaptasi dikala aku mengawali kehidupan gres di kampus. Ketika kalian main ke UNSOED dan kalian dapati sebuah kampus pink. Itu kawasan aku mengabdikan diri dan menuntut ilmu. Saya selaku mahasiswa baru sarjana keperawatan, aku gembira memperkenalkan diri dengan identitas yang aku bawa sebagai kandidat perawat Indonesia. Saya sedang dalam proses menyayangi gelar yang mau saya sandang dimasa depan nanti.


Ospek yaitu Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus menurupakan acara permulaan bagi setiap akseptor didik yang menempuh jenjang akademi tinggi. Serangkaian kegiatan ospek universitas, fakultas dan jurusan saya ikuti, saya tak inginmelewatkan satu haripun, karena aku berpikir aku masih maba, saya jauh dari keluarga dan sobat-sahabat aku, aku mau bertanya pada siapa jikalau saya sendiri tidak kenal siapapun disini. Nah, dengan ospek ini saya bisa mendapat sobat baru, abang gres dan keluarga gres tentunya, dengan begitu aku lebih mudah untuk menerima berita-isu gres yang belum saya ketahui. Saya juga jadi tau bagaimana kehidupan kampus, dosen dan aksara teman-sobat baru aku. Ternyata sekali lagi aku harus merombak sedikit karakter aku untuk lingkungan baru ini.


Jika ada yang bertanya, apakah berlawanan kehidupan perkuliahan dengan kehidupan sekolah sebelumnya. Maka saya jawab dengan tegas, bahwa iya benar berbeda di segala faktor. Sebagai mahasiswa yang mempunyai arti bertanggungjawab atas maha dari kesiswaan Anda, mahasiswa sendiri adalah siswa tingkat tertinggi sebelum kesudahannya menggeluti di dunia kerja. Sebagai mahasiswa kita dituntut aktif untuk individu maupun kelompok atau organisasi. Semua tergantung pada diri kita sendiri, dosen tidak akan mencampuri lebih dari tugasnya selaku fasilitator mahasiswa, jadi mau wisuda cepat atau wisuda belakangan, itu keputusan mahasiswa sendiri. Kalian akan paham sehabis kalian jalani sendiri.


Pesan dari aku, semangat menjalani proses, supaya berhasil senantiasa, dan jangan lupa berdoa. Saya cukupkan untuk hari ini, di lain potensi supaya bisa berbagi pengalaman lagi.


 


Kode Konten : KL007



Sumber we.com


EmoticonEmoticon