Yuk! 15 Menit Lebih Dekat Kenalan sama Terapi Okupasi
Halo, perkenalkan saya Ridho Edgardito Utomo. Kamu bisa panggil saya Kak Ridho. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan semester 4 di program studi sarjana terapan Terapi Okupasi di Poltekkes Kemenkes Surakarta. Kalau di prodi saya, saya angkatan ke 5 (kalau ngga salah ya). Memang prodi ini terbilang baru ya, karena ini merupakan kelanjutan dari pendidikan Diploma 3 yang juga ada di kampus yang sama. Dalam artikel ini saya akan banyak cerita nih soal terapi okupasi, seru pokoknya! Yuk kita meluangkan waktu sebentar, 15 menit deh untuk lebih dekat dengan terapi okupasi. Oh iya, sila lebih lanjut berkunjung ke blog saya buat kenalan lebih lanjut sama terapi okupasi ya! ==> otstud-journal.blogspot.com
Kalian juga mampu nonton versi videonya melalui link berikut. Klik
Terapi Okupasi: Bukan Tukang Pijat
Masyarakat Indonesia begitu dengar kata “terapi”, pasti dihubungin saja tukang pijat. HAH! Ya maklum alasannya adalah banyak di sekeliling mereka, kata “terapi pijat” ada di mana-mana dan karenanya jadi stereotipe deh. Lalu, terapi okupasi apa itu? Terapi okupasi ini yakni frasa serapan dalam bahasa inggris, occupational therapy. Kita pisah dulu biar gampang, jadi kata occupation (okupasi) dan therapy (terapi). Nah, okupasi ialah sesuatu yang dikerjakan oleh manusia sehari-hari, yang membuat dia sejahtera dan terlibat dengan lingkungannya (mempunyai makna), sedangkan terapi maksudnya suatu upaya untuk memulihkan keadaan kesehatan insan.
Makara kesimpulannya, terapi okupasi itu terapi berbasis kegiatan yang memiliki arti bagi klien, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemakmuran klien, khususnya dari kondisi disabilitasnya. Lalu yang dipelajari apa? Banyak! Dari ilmu kedokderan, ilmu penyakit, ilmu psikologi, ilmu teknik sederhana, penalaran, manajemen kesehatan, konsep konteks dan lingkungan juga lain sebagainya. Pengalaman saya, yang terang, saat udah kecipratan, pertama akan resah dan kerasa “Wow!” ternyata seluas ini ilmunya. Serius!
Oh iya, pendidikan terapi okupasi ini cuma ada 2 di Indonesia! Kampusnya di Poltekkes Kemenkes Surakarta, Jawa Tengah dan di Vokasi Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat. Serapan tenaga kerjanya 100% sampe tumpeh-tumpeh ke seluruh penjuru Indonesia. Ilmu pembelajarannya dapet dari banyak disiplin ilmu. Keren ya kan!
Aku (kadung) Menyelami Terapi Okupasi
Disini aku mulai ihwal mata kuliah ya. Kalo di pendidikan terapi okupasi ini, yang khas itu ialah mata kuliah spesialisasi terapi okupasi, misalnya terapi okupasi pada keadaan neurologi (gangguan sistem syaraf), terapi okupasi pada penyakit dalam dan bedah dan sebagainya. Kaprikornus, kayak gitu sih matkul yang bisa dikatakan khas dan totally new courses ketika menyelami terapi okupasi ini. Perjalanan pembelajaran yang saya terima hingga dikala ini banyak berupa applied theory (teori yang diaplikasikan) alasannya adalah ini kerennya nih, banyak praktik lapangannya.
Jadi, feel nya ini dapet dan mantap sih, kayak kuliah sambil bersosial gitu. Lalu, kalo di kampus aku nih, mayoritas pengajarnya ialah para founder dari terapi okupasi di Indonesia. Ini tuh kayak feel, ilmu dan insight (wawasan)nya tuh dapet banget. Selain dari kemajuan TO di Indonesia, tapi kita juga banyak kisah, masukan, citra dari TO di mancanegara dan banyak ilmu informal di luar mata kuliah itu luas dan dalam banget. So, itu sih yang keren.
Mau Kemana? Pilih Aja!
Okay, soal mungkin keutamaan kalik ya atau konsentrasi mau mendalami wacana apa gitu, secara metode di kedua institusi pendidikan, tidak ada pengarahan minat. Dalam perkuliahan kami disampaikan semua materi dan wacana kita mau mengarahkan minat kemana, kita yang memilih itu sendiri. Tetapi, di terapi okupasi ini terus terperinci banyak pilihannya, tetapi juga saling terkait. Saya contohkan saja minat terhadap terapi okupasi pada anak (pediatri).
Di situ kita pun harus bisa mengetahui dan mempelajari semua juga contohnya ihwal kemajuan segala aspek pada anak, gangguan pada anak, praktik terapi okupasi pada anak dan sebagainya. Kaprikornus kita mengarahkan minat kita, secara biasa saja, bukan terlalu mendalami di topik tertentu, misalnya di praktik terapi okupasi anak itu ada terapi sensori, terapi sikap, dsb. Kita cuma mau mendalami terapi sensori, ya boleh, tetapi lebih baik juga memahami lainnya sebab pada praktiknya semua materi akan terkait. Begitu sih soal pengarahan minat, secara sistem resmi tidak ada, namun itu jadi pilihan dari masing-masing mahasiswa.
Kamu Harus Mbangun & Mlayu, Jangan Kupu-Kupu
Pendidikan terapi okupasi ini sesungguhnya berat ya, banyak yang perlu dimengerti dan kita perlu pembiasaan karena ini ilmu gres yang belum kita identifikasi. Kebanyakan sih keluhannya yaitu materi belajar, bahan bacaan lebih banyak didominasi dalam bahasa inggris dan kurangnya pengertian pada filosofi dan penerapan teori ke praktik. Yap, ini mungkin persoalan dari semua mahasiswa, dan ini juga terjadi loh di kami, aku juga sih hahaha.
Sejelasnya, pertama kita ketahui dahulu diri kita sendiri ya. Kemampuan kita, batas-batas kita dan potensi kita, kita dalami dulu. Lalu, kita kedepankan kesempatankita dan keinginan kita, agar gimana caranya kita tetep bisa penyesuaian, melakukan itu dan berani menyelesaikan tantangan ketika kuliah. Lakuin apa aja yang mampu membantu, misalnya baca bahan sambil translate, mencar ilmu golongan buat ngurangin beban pahamin materi sendirian, apa aja. Selama itu konkret, memajukan dirimu sendiri dan sahabat-temanmu. Pendidikan terapi okupasi ini memang perlu pemahaman yang bener-bener perlu dimengerti oleh temen-temen dan perlu banyak tanya ke senior dan pengajar saat kuliah. Pesenku sih satu, jangan nyerah, terus maju dan bangun sekitarmu! Kenapa gitu? Sebab banyak juga mahasiswa yang kupu-kupu hahaha.
Banyak Pilihannya, Jangan Lupa Upgrade Ilmunya
Tentang harapan kerja dan alumni, kesempatan kerja akan senantiasa 100% langsung kerja, proyeksi 10 tahun ke depan akan tetap mirip itu. Bahkan, banyak mahasiswa sebelum lulus saja sudah “dipesan” loh oleh instansi. Kebanyakan melakukan pekerjaan di rumah sakit dan klinik ya. Tapi ini pada umumnya, bukan berarti tidak ada lahan kerja lain ya. Lingkup terapi okupasi itu, secara garis besar ialah TO pada anak, remaja, lansia, problem fisik, kesehatan jiwa, rehabilitasi kerja, penyakit dalam, dan sebagainya alasannya kepanjangan kalo nanti disebutin lagi haha. So, jangan khawatir buat kerjaan, yang penting terus menerus upgrade ilmu temen-temen aja dikala kuliah. Okay?
Aku Ngga Mau Kaprikornus Dokter
Jadi terapis, pengajar dan pengusaha lah, namanya aja terapi okupasi, terapi ya terapis dong. Sesederhana itu sih rencana dan cita-cita aku sehabis lulus, bisa mengabdi di rumah sakit negara atau menjadi pengajar di institusi pendidikan negara. Wirausaha juga, ya kali hanya jadi PNS hahaha. Jelasnya yang penting jalanin dahulu aja sih, belajar terus, sambil planning kayak yang di atas itu. Oh iya pendidikan S2 terapi okupasi itu cuma mampu dicapai di mancanegara ya, soalnya di Indonesia belum ada. Kaprikornus, bagi yang hendak melanjutkan pendidikan lanjut, secepatnya ke mancanegara. Saya juga pengen sih, hehehe. Semoga semua segera berkembang dan terapi okupasi kian diketahui dan andal.
Okay, bila mau kenalan lebih lanjut bisa mampir ke otstud-journal.blogspot.com yaa. Sampai ketemu di blog dan di kampus! Ciao!
Kode Konten: X221
Sumber we.com
EmoticonEmoticon