Selasa, 20 Oktober 2020

Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta (Aditya)

Halo Intipers. Perkenalkan aku Aditya Almaulidi, mahasiswa jurusan Terapi Wicara atau yg lazimnya disingkat TW di Poltekkes Kemenkes Surakarta angkatan 2018. Disini aku ingin membagikan pengalaman kuliah yang telah aku lalui setelah 4 semester di jurusan Terapi Wicara. Yuk, simak pengalaman aku.


Bagi sahabat-sobat yang akan mengajukan pertanyaan atau diskusi, mampu komen di bawah artikel ini. Kalau sempat akan dibalas ya, jawabannya akan masuk ke email kalian kok. Pastikan kalian baca sampe beres dahulu postingan ini sebelum bertanya.


Apa yang dipelajari di Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta?


Sesuai namanya, kita diajarkan untuk melakukan terapi wicara. Yapp, terapi wicara, bukan yg ada dipojokan tv yaaa… Terapi wicara itu adalah sebuah jurusan yang kini hanya ada 4 di Indonesia. Okey, terapi wicara. jurusan ini tidak berfokus pada terapi wicaranya saja, namun kita diajarkan perihal bagaimana cara mengatasi bahasa, suara, irama kelangsungan, makan dan menelan dan masih banyak lagi. Ranah terapi wicara ini mampu mengatasi masalah bayi baru lahir hingga lansia. Kalau ditanya, apakah terapi wicara bisa menangani masalah pada akil balig cukup akal/sampaumur? Jawabannya yaitu tentu bisa. Karena cara kerja kita bukan hanya pada satu ranah melainkan banyak ranah yang kita pelajari.


Apa bedanya terapi dengan bicara? Terapi ialah bagaimana kita melakukan suatu langkah-langkah pencegahan kepada orang/pasien yang gres kita kenal sedangkan wicara yaitu sebuah bentuk komunikasi secara ekspresi. Jadi, Terapi Wicara itu yaitu terapi yang digunakan untuk menangani duduk perkara bicara, bunyi, bahasa, dll. Terapi wicara bertujuan untuk meningkatkan kesanggupan bicara dan mengekspresikan bahasa yang bersifat mulut dan non verbal kepada klien/pasien.


Apa bedanya dengan kedokteran, okupasi terapi dan fisioterapi?


Jujur, aku kurang tau mata kuliah di jurusan Kedokteran, Okupasi Terapi dan Fisioterapi. Namun, perbedaan yang mencolok secara sekilas, ialah Terapi wicara lebih terhadap sensorik dan sebagian motoriknya jikalau terapi okupasi lebih kepada motoriknya. Contohnya saat anak usia 7 tahun menderita cleft lip and palate atau celah bibir dan langit-langit, yang mesti menerima penanganan khusus ialah kepada terapis wicara. Karena, terapis wicara akan menangani suaranya, bahasanya, makan dan menelannya serta produksi bunyi. Kalau terapis okupasi melakukan terapinya sehabis menerima penanganan terapi wicara mirip mencar ilmu lompat, lari, menendang bola dsb. Sedangkan di dunia kedokteran dan fisioterapi adalah ketika ada klien/pasien yang secara khusus menderita sebuah gangguan kita lihat dahulu, klien/pasien ini mesti mendapatkan layanan apa dulu, apakah di dokter/fisioterapis? Karena kalau di dokter itu bisa melaksanakan langkah-langkah yang bersifat mengobati dan kuratif bila fisioterapis lebih terhadap mencegah.


Mata kuliah dan Dosen favorit Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta?


Mata kuliah yang dipelajari banyak sekali, seperti gangguan suara bicara, gangguan irama kelancaran, gangguan makan dan menelan, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, sebelum kita mencar ilmu mata kuliah yang lebih spesifik kita juga mempelajari berbagai pengenalan mulai dikenalkannya dunia perkenalan itu gimana dan mata kuliah yg ada di Sekolah Menengan Atas tetap dpelajari di sini. Seperti teladan: di SMA kan masih ada B.Indo dan di jurusan ini juga ada matakuliah B.Indo. Mata kuliah yg aku favoritin ialah hampir semua. Karena, semua mata kuliah di sini rata-rata hampir unik bila baru kita dengar pertama kali. Baru dengar nama mata kuliah gres aja itu udah unik bagi saya.


Hampir semua di sini dosennya juga menarik dan memberi ide buat kita semua. Sifatnya juga baik hati, senantiasa merakyat dan mampu kita ajak tukar pikiran. Contonya: Mata kuliah gangguan belajar spesifik, di mata kuliah ini sungguh menarik alasannya adalah bukan hanya berguru spesifiknya yang dibahas, melainkan bagaimana cara belajarnya, proses penangkapan sehingga ia mampu berguru mirip itu gimana. Jadi, semua diterangkan di mata kuliah ini.


Konsentrasi di Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta?


Konsentrasi di jurusan Terapi Wicara lebih kepada banyak sekali tahap yang harus diketahui apabila sudah menempuh pendidikan disini. Yakni ada faktor bunyi, bahasa dan pertumbuhan, irama kelangsungan, makan dan menelan, dan indera pendengaran.



  • Suara : Berkaitan dengan proses produksi bunyi, buatan bunyi.

  • Bahasa dan kemajuan : Berkaitan dengan perolehan bahasa, dan sejauh mana kemajuan pasien/klien terjadi.

  • Irama kelangsungan : Berkaitan dengan terjadi gagap/cluttering.

  • Makan dan menelan : Berkaitan dengan bagaimana cara makannya dan proses menelannya.

  • Pendengaran : Berkaitan dengan proses dan buatan mendengar.



Tips-kiat untuk Maba di Jurusan Terapi Wicara Poltekkes Kemenkes Surakarta


Mata kuliah di jurusan Terapi Wicara ini banyak berkaitan dengan komunikasi dan kehidupan. Maka, jadikan ilmu yang kita peroleh selaku senjata untuk menangani persoalan yang kita miliki. Banyak dosen yang menawarkan saran saat aku mahasiswa gres yakni ilmu akan lebih kita mengetahui kalau di kaitkan dengan pengalaman yang kita miliki dan untuk menangani permasalah kita sendiri. Tips yang lain ialah saat kita berkomunikasi dengan tanpa hambatan dan tanpa ada hambatan. Insyaallah itu akan menjadi jalan untuk mampu dilalui. Tips yg terakhir, yaitu jangan selalu merasa rendah diri kalau telah masuk di jurusan ini. Karena, jurusan ini yakni untuk bisa melatih asumsi, mental, dan hati nurani kita jikalau kita sudah dihadapkan dengan orang yang memiliki keperluan khusus bahkan gangguan lainnya. Tetap jadi diri sendiri bahwa kamu yakni orang yg ahli yg diberikan tuhan kesanggupan buat mampu menghadapi segala cobaan.


Ikuti organisasi/magang yang kita banget!


Suatu pujian kalau kita sudah ikut sebuah organisasi. Karena, apabila jikalau kita hanya berguru teori namun kita tidak menggeluti pribadi untuk mampu memberikan donasi yg terbaik bagi jurusan, kenapa tidak? Meskipun di jurusan ini kita berguru dengan persentasi yg sedikit dan praktek yg terbilang cukup besar. Contohnya dengan mengikuti BPM, HMJ, BEM, UKM dan organisasi yg lain. Tetap percayalah, bahwa ilmu dan pengalaman dari organisasi itu akan berpengaruh besar jika kalian sudah lulus menempuh pendidikan Terapi Wicara di Poltekkes Kemenkes Surakarta. Banyak dari alumni yg telah lulus pendidikan mereka telah mendapatkan daerah kerja masing-masing. Bahkan ada yg telah ditawarkan oleh beberapa rumah sakit negeri maupun swasta, dan lulusan terapi wicara ini telah mampu membuka praktek sendiri, dan bisa juga menanggulangi klien/pasien secara langsung. Dan ada juga yg telah lulus sedang menempuh pendidikan lagi di luar negeri.


Prospek Kerja dan Alumni lazimnya kerja dimana?


Sebagaian besar lulusan Terapi Wicara akan bekerja di rumah sakit negeri maupun swasta, membuka praktek/klinik sendiri, bekerja di klinik, melakukan pekerjaan secara home visit, bekerja di institusi pendidikan, dan masih banyak lagi. Kalian jangan cemas terlebih ragu-ragu bila lulusan Terapi Wicara ini akan bekerja dimana. Yg terang sebelum kalian lulus, lapangan pekerjaan diluar sana sudah menanti akan kedatangan kalian. Alhamdulillah, kan…


Harapan dan rencana sesudah lulus ?


Harapan dan planning saya sehabis lulus adalah saya akan membuka praktek/klinik sendiri disamping juga bekerja di rumah sakit. Suatu kebanggaan kalau aku mampu membantu bagi orang-orang yang memiliki keperluan khusus dan mempunyai banyak sekali macam gangguan yang lain. dan yg menjadi kunci utama bagi saya ialah bersyukur dan terus tetap berdoa terhadap dewa. Tetap semangat dan jangan menyerah!!!


Kode kontenL X302



Sumber we.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)