Halo, sobat-sahabat! Semoga sehat selalu dan tetap produktif yaa! Perkenalkan, nama saya Citra Yadin Ramadhena, lazimnya diundang Citra. Saya mahasiswi Ilmu Administrasi Fiskal UI Angkatan 2018. Saat ini, saya akan menyebarkan cerita dan pengalaman seputar lingkungan perkuliahan di prodi Ilmu Administrasi Fiskal Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia. Bagi teman-sahabat yang akan bertanya atau diskusi, mampu komen di bawah postingan ini. Kalau sempat akan dibalas ya, jawabannya akan masuk ke email kalian kok. Kalian juga mampu nonton model videonya melalui link berikut. Klik Disini
Sebelumnya, aku ingin bertanya. Apa yang sahabat-sahabat fikirkan dikala pertama kali mendengar prodi Ilmu Administrasi Fiskal? Belajar wacana kebijakan fiskal seperti bahan Sekolah Menengan Atas? Atau kuliahnya hanya belajar pajak? Ya, kebingungan dan ketidaktahuan di atas ialah beberapa pola kecil yang merefleksikan bahwa Ilmu Administrasi Fiskal masih terdengar asing di indera pendengaran. Ilmu Administrasi Fiskal ialah ilmu yang berkonsentrasi pada kajian manajemen fiskal dan perpajakan. Makara, teman-sahabat tidak hanya belajar pajak, melainkan juga mencar ilmu manajemen fiskal yang merupakan bab dari pemerintahan. Di Indonesia, akademi tinggi yang membuka prodi Ilmu Administrasi fiskal cuma terdapat di Universitas Indonesia dan Universitas Brawijaya dengan nama prodi Perpajakan.
Selain itu, Ilmu Administrasi Fiskal juga berkaitan akrab dengan Akuntansi. Tidak heran kalau yang menentukan prodi Ilmu Administrasi Fiskal juga menggemari Akuntansi. Lalu, kenapa Ilmu Administrasi Fiskal tidak berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)? Nah, selama saya menjadi mahasiswi Ilmu Administrasi Fiskal banyak juga yang menduga bahwa Ilmu Administrasi Fiskal berada di FEB, ternyata salah. Ilmu Administrasi Fiskal berada di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA). Hal tersebut alasannya terdapat kalimat “Ilmu Administrasi” yang menjadi ciri khas tersendiri. Bahkan, sebelum bangkit menjadi fakultas, Departemen Ilmu Administrasi berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Oh iya, perlu dikenali juga oleh teman-sobat bahwa FIA yaitu fakultas baru di Universitas Indonesia yang didirikan pada 2015.
Masalah apa saja yang mampu terselesaikan dengan Ilmu Administrasi Fiskal UI?
Kuliah di Ilmu Administrasi Fiskal merupakan suatu keuntungan. Kenapa? Karena sahabat-sobat akan mencar ilmu pajak dan akuntansi. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah laporan keuangan, laba atau laba bersih berdasarkan akuntansi dan pajak itu berlainan. Itulah argumentasi kenapa teman-sahabat harus mencar ilmu akuntansi juga. Biasanya, perusahaan-perusahaan mengalami problem terkait pembukuan keuangan untuk kepentingan perpajakannya atau mengalami sengketa pajak yang mampu berakhir di pengadilan. Di situlah Ilmu Administrasi Fiskal dapat dipraktekkan.
Apa saja jenis mata kuliah yang sering dipelajari?
Secara lazim, mata kuliah yang dipelajari di Ilmu Administrasi Fiskal yakni terkait pajak dan akuntansi. Mata kuliah terkait pajak, mirip Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Pajak Penghasilan Badan, PPN & PPnBM, Kepabeanan & Cukai, Pajak Properti, Pajak Internasional, dan sebagainya. Sementara, mata kuliah terkait akuntansi, seperti Dasar-Dasar Akuntansi, Akuntansi Biaya, Akuntansi Keuangan, Akuntansi Pajak, dan sebagainya.
Di Ilmu Administrasi Fiskal Universitas Indonesia sungguh sering belajar pajak dan akuntansi. Dari permulaan semester satu hingga semester delapan, sobat-teman akan senantiasa bertemu dengan bahan pajak dan akuntansi. Dengan kata lain, pajak dan akuntansi ialah menyerupai sahabatnya Ilmu Administrasi Fiskal. Tetapi, sobat-sahabat juga dapat mata kuliah kampus di semester satu dan dua, seperti MPKT A, MPKT B, Bahasa Inggris, Agama, dan MPK Seni/Olahraga. Bahkan, teman-teman juga dapat mata kuliah fakultas, mirip Keuangan Negara, Pengantar Ilmu Ekonomi, Pengantar Statistik Sosial, Sistem Administrasi Indonesia, dan sebagainya.
Mata kuliah akuntansi dan pajak
Kuliah di prodi Ilmu Administrasi Fiskal condong hitungan dan bacaan, tetapi sangat tidak dianjurkan untuk hafalan. Selama menjadi mahasiswi, menurutku yang paling berkesan adalah saat berguru mata kuliah Akuntansi dan Pajak. Sebagai teladan, ketika mencar ilmu Akuntansi Biaya. Di Akuntansi Biaya, kami belajar seolah-olah sedang melaksanakan suatu industri atau perusahaan manufaktur, contohnya konveksi, mebel, dan sejenisnya.
Dari situ, kami menjumlah berapa biaya bahan baku bikinan, berapa ongkos gaji karyawan, berapa ongkos operasional, berapa harga barang sebelum dijual, berapa harga barang yang mesti dijual ketika pembeli cuma berbelanja barang setengah jadi, dan sebagainya sehingga pada kesudahannya kami mampu mengetahui berapa keuntungan atau kerugian yang didapat. Sementara, saat belajar Pajak, misalnya Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Dari situ, kami menghitung penghasilan bersih pegawai setelah dikurangi ongkos-biaya yang boleh dikurangkan berdasarkan pajak. Terkait ongkos-biaya yang boleh dikurangkan menurut pajak pastinya tercantum dalam peraturan perpajakan yang di dalamnya terdapat banyak pasal dan ayat. Itulah sebabnya kenapa sahabat-sobat tidak direkomendasikan untuk hafalan karena akan cepat lupa dan justru membuat kepala sakit kepala. Dengan demikian, mencar ilmu di prodi Ilmu Administrasi Fiskal cukup dipahami bagaimana maksud peraturannya dan bagaimana cara menghitungnya ya, sobat-teman.
Apa saja tugas yang sering diberikan dosen?
Terkait tugas, dosen-dosen di Ilmu Administrasi Fiskal cenderung memperlihatkan peran individu dan kelompok. Tugas individu yang dimaksud yaitu seperti latihan soal yang tingkatnya masih mudah. Sementara, tugas kalangan yang dimaksud yakni seperti presentasi, menyelesaikan latihan menciptakan SPT Tahunan PPh, dan sebagainya. Tetapi, sahabat-sobat tidak perlu cemas alasannya adalah meskipun tugasnya individu, sahabat-sobat masih mampu bertanya jikalau terdapat materi yang belum dikenali terhadap teman-sobat atau dosen yang bersangkutan. Dosen Ilmu Administrasi Fiskal sangat terbuka sekali bagi teman-teman yang belum paham. Sementara, pada peran golongan, sahabat-sobat mampu bertukar pikiran dengan teman-sahabat golongan. Perbedaan pandangan dalam golongan acap kali terjadi, contohnya terkait apa-apa saja yang boleh dijadikan pengurang pajak dan dihentikan dijadikan pengurang pajak dengan asumsi yang diperbolehkan dalam peraturan perpajakan. Hal tersebut menjadikan aku menjadi lebih paham alasannya adanya banyak sekali pandangan dengan argumentasi yang melatarbelakanginya. Dengan demikian, baik peran individu maupun tugas kalangan sama-sama akan memberikan pemahaman lebih terhadap materi yang dipelajari.
Apa saja yang dilakukan selama menjadi mahasiswi selain kuliah?
Selama menjadi mahasiswi Ilmu Administrasi Fiskal, aku menentukan ikut berorganisasi selaku acara di luar kuliah. Organisasi menjadi tempat untuk membuatkan, melatih, dan memperdalam softskill yang saya miliki. Saya menentukan BEM UI selaku organisasi yang aku ikuti sejak mahasiswa baru. Selain itu, saya juga pernah mengikuti beberapa kepanitiaan baik tingkat prodi maupun tingkat universitas, serta lomba debat Bahasa Indonesia baik di dalam maupun di luar kampus. Namun, bagi sahabat-teman yang tidak menggemari organisasi, sobat-teman dapat memilih untuk mengikuti kepanitiaan yang ada, UKM (ekstrakurikuler tingkat universitas), atau UKF (ekstrakurikuler tingkat fakultas).
Hal tersebut alasannya masa kuliah selama empat tahun sungguh disayangkan jika tidak digunakan untuk mengembangkan kualitas diri. Namun, bagaimana jikalau sahabat-sobat sejak SMA tidak mengikuti organisasi atau ekstrakurikuler sama sekali? Eits.. Tenang saja, wadah pengembangkan minat dan talenta di Universitas Indonesia tidak ditujukan untuk mahasiswa/i yang telah jago di bidangnya. Asalkan teman-teman mempunyai kemauan yang tinggi dan tekad yang kuat, sobat-sobat pasti akan diterima oleh organisasi, kepanitiaan, UKM, atau UKF yang dituju.
Apa saja kesempatan kerja lulusan Ilmu Administrasi Fiskal UI?
Masalah pekerjaan, sahabat-sobat tidak perlu cemas. Lulusan Ilmu Administrasi Fiskal masih sangat sedikit, sedangkan jumlah lapangan pekerjaan cukup luas. Rata-rata lulusan Ilmu Administrasi Fiskal mudah menerima pekerjaan, Bahkan, beberapa mahasiswa/i yang belum lulus pun ada yang telah dibooking dengan perusahaan. Dengan menjadi lulusan Ilmu Administrasi Fiskal, teman-sahabat dapat bekerja sebagai konsultan pajak di perusahaan, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, Akademisi, Dosen, Peneliti, dan sebagainya.
Okey, cukup sekian pemaparan kisah dan pengalaman dari aku. Semoga cerita ini dapat berfaedah bagi sahabat-teman. Jangan takut untuk selalu mencoba dan berupaya. Bercita-citalah setinggi mungkin alasannya kalau jatuh, sahabat-sobat akan jatuh di antara bintang-bintang. Jika ada yang ingin ditanyakan, jangan sungkan untuk menelepon kontak yang tertera pada goresan pena ini. Saya tunggu di keluarga Ilmu Administrasi Fiskal FIA UI ya teman-teman!
Kode Konten: X305
Tentang Penulis: Citra Yadin Ramadhena
Mahasiswi menuju tingkat tiga Prodi Ilmu Administrasi Fiskal – FIA UI. Hobi menulis, sesekali nonton film/drama korea, mempelajari hal gres, memotivasi orang lain, dan berorganisasi. Saat ini sedang memegang amanah sebagai Kepala Biro Keuangan BEM UI 2020.
Twitter: @citrayadin_
EmoticonEmoticon