Senin, 10 Agustus 2020

Perbedaan Antara Hujan Zenithal Dan Hujan Frontal

Indonesia yang terletak di daerah garis khatulistiwa menciptakan negara kita mempunyai dua musim adalah ekspresi dominan kemarau dan musim penghujan. Maka tidak aneh bila curah hujan di Indonesia cukup tinggi dan umumnya kawasan di sekitar garis khatulistiwa yang beriklim tropis akan banyak dijumpai hutan hujan tropis. Selain itu, hal yang menimbulkan Indonesia mempunyai curah hujan yang tinggi yakni posisinya yang diapit oleh 2 samudra ialah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik sehingga terjadi penguapan yang cukup tinggi akibat adanya pemanasan dari matahari.


Hasil penelitian menyatakan bahwa rata – rata curah hujan yang terjadi di Indonesia mencapai 2.000 hingga 3.000 mm setiap tahunnya. Namun, masih ada sedikit tempat di Indonesia yang mempunyai curah hujan di bawah 1.000 mm per tahunnya seperti di Pantai Timur Laut Sumba dan Pegunungan Ijen. Beberapa daerah memiliki curah hujan yang sungguh tinggi atau lebih dari 3.000 mm per tahun, mirip yang terjadi di Bukit Barisan dan Bangka Belitung.


Lalu apa yang mengakibatkan di beberapa kawasan mempunyai curah hujan yang rendah? Hal ini disebabkan karena hujan tersebut jatuh pada kawasan bayangan hujan. Sehingga hujan yang jatuh condong sangat sedikit di daerah tersebut. Bagaimana hujan terbentuk? Hujan terbentuk akibat adanya awan yang telah berada pada kondisi bosan dengan uap air sehingga uap air tersebut turun sebagai balasan dari gaya gravitasi. Hujan terbagi menjadi 3 jenis menurut proses terbentuknya yakni hujan zenithal, hujan frontal dan hujan orografis. Pada pembahasan kali ini akan diterangkan perbedaan antara hujan zenithal dan hujan frontal.


Hujan Zenithal


Hujan zenithal mempunyai nama lain yaitu hujan konveksi dan hujan ini cuma mampu didapatkan di sekitar wilayah khatulistiwa termasuk Indonesia. Hujan zenithal berasal dari pertemuan antara pasat tenggara dengan angin pasat timur. Pertemuan antara kedua angin yang sama – sama bersifat panas tersebut bergerak naik ke atmosfer, karenanya suhu di sekitar awan menjadi turun secara perlahan hingga awan meraih titik jenuh. Di saat inilah hujan zenital terbentuk dan jatuh ke bumi.


Hujan zenithal sendiri lazimnya dicirikan dengan hadirnya awan yang berwarna hitam diiringi dengan suara guntur. Terjadi ketika kondisi cuaca cerah dan matahari bersinar sangat terik. Hujan zenithal cuma terjadi di kawasan yang beriklim tropis dan berlangsung selama dua kali dalam satu tahun.


Karakteristik dari hujan zenithal antara lain:



  1. Hujan ini banyak didapatkan di kawasan tropis seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan daerah tersebut banyak mengalami penyinaran oleh sinar matahari sehingga banyak perairan yang mengalami penguapan. Tidak heran akan di kawasan tropis akan banyak didapatkan awan di atmosfernya.

  2. Sebelum hujan turun, biasanya diawali dengan munculnya awan yang berwarna gelap atau mendung. Awan tersebut dikenal dengan nama awan cumola nimbus.

  3. Hujan zenithal sering terjadi pada siang hari yang sangat terik dan panas, tetapi kadang-kadang hujan ini juga terjadi pada sore hari.

  4. Saat hujan terjadi lazimnya juga dibarengi oleh guntur dan hujan yang turun sangat deras. Sehingga tidak jarang di beberapa kawasan mengalami gangguan listrik dikala hujan zenithal terjadi.

  5. Proses terjadinya hujan zenithal sungguh cepat. Sehingga tidak heran jikalau dikala di siang hari yang sungguh panas dan terik, datang – tiba cuaca berganti berbarengan dengan munculnya awan berwarna gelap disertai guntur.

  6. Hujan zenithal yang turun sangat deras, terkadang dapat membersihkan udara yang kotor akibat adanya polusi udara. Sehingga tidak heran tempat yang terkena hujan akan terasa lebih sejuk.


Hujan Frontal


Lain halnya dengan hujan zenithal, hujan frontal atau hujan konvergen banyak terjadi di tempat subtropis dan sedang. Hujan ini terjadi selaku akhir dari pertemuan antara massa udara yang acuh taacuh dengan massa udara panas. Pertemuan antara kedua massa udara tersebut terjadi di suatu bidang front sehingga tidak heran kalau hujan ini dinamakan dengan hujan frontal.


Akibat dari pertemuan antar kedua massa yang berlawanan tersebut menjadikan massa udara acuh taacuh berada di bawah massa udara panas. Hal ini disebabkan sebab massa udara cuek lebih berat ketimbang massa udara yang panas. Akibat letak massa udara yang berada di bawah tersebut menimbulkan terjadinya titik – titik uap air yang dibawa oleh massa udara hambar bermetamorfosis hujan di bidang frontal.


Adapun ciri-ciri dari hujan frontal antara lain:



  1. Hujan ini terjadi di kawasan yang berjulukan front. Front sendiri ialah kawasan konferensi antara massa udara dingin dan bersuhu rendah dengan massa udara panas dan bersuhu tinggi. Daerah tersebut banyak ditemui di wilayah yang beriklim subtropis dan sedang.

  2. Jika hujan frontal terjadi di wilayah yang beriklim tropis, maka hujan yang turun akan berbentuk es atau hujan es. Hal ini disebabkan alasannya adalah terjadi kondensasi yang berasal dari sumber air di bumi berbentuktitik uap air, kemudian berkumpul membentuk awan yang memiliki suhu yang sungguh hambar hingga 0o Begitu dinginnya awan tersebut sampai uap air tersebut menjadi beku dan dikala turun ke bumi berwujud kristal es.

  3. Hujan frontal banyak mendatangkan hujan topan yang cukup ekstrim di beberapa tempat.


Baik hujan zenithal maupun hujan frontal keduanya menawarkan imbas baik maupun jelek. Hal ini bergantung dari segi mana kita melihatnya. Jika kita lihat dari segi konkret, hujan zenithal dan hujan frontal sama – sama mampu menjadi sumber air alternatif, menyuburkan tanaman, menangkal kekeringan, menghilangkan polusi udara hingga bisa dimanfaatkan selaku sumber energi.


Sedangkan dampak negatif yang disebabkan dari kedua hujan tersebut antara lain, menyebabkan genangan di beberapa tempat, menyebabkan aneka macam macam penyakit akhir virus dan basil yang cuma timbul ketika hujan datang, mengakibatkan banjir jika terjadi terus menerus, menghancurkan flora, dan lain sebagainya. Untuk itulah kita sebagai manusia sudah sepatutnya menjaga lingkungan sekitar kita sebelum hujan turun, hal tersebut dilakukan sebagai cara menjaga bumi dari kerusakan.


Demikian penjelasan perihal perbedaan antara hujan zenithal dengan hujan frontal. Semoga mampu bermanfaat untuk Anda.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon