Kamis, 23 Juli 2020

Inilah 2 Cara Memilih Hilal Dan Penjelasannya

Bagi sebagian besar umat Muslim yang ada di seluruh dunia, mereka memiliki penanggalan tersendiri yang berlawanan dengan sistem penanggalan Masehi. Sistem penanggalan Masehi yaitu memakai perhitungan perputaran bumi terhadap matahari atau lebih diketahui dengan gerakan revolusi bumi. Gerakan ini memerlukan waktu bagi bumi untuk berputar mengelilingi matahari selama 365,25 hari, bila dibulatkan menjadi 365 hari. Lamanya revolusi bumi tersebut menjadi tolok ukur dalam metode penanggalan masehi.


Sedangkan dalam penanggalan umat Muslim atau lebih diketahui dengan sebutan kalender Hijriah, perhitungannya memakai pergerakan bulan mengelilingi bumi atau revolusi bulan. Lamanya waktu revolusi bulan tentu sungguh berlawanan dengan lamanya revolusi bumi. Bulan membutuhkan waktu untuk mengelilingi bumi selama 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik. Jumlah bulan dalam kelender Hijriah sama dengan kalender Masehi yaitu 12 bulan. Sehingga total hari dalam setahun yakni 354 hari. Untuk memudahkan dalam perhitungan hari, jumlah hari di setiap bulannya adalah 29 atau 30 hari. Oleh karena itu jumlah hari di setiap bulan pada kelander Hijriah berselang – seling yaitu 30 dan 29 hari.


Jika ketimbang kalender Masehi, kalender Hijriah lebih cepat 11 hari. Akibatnya hari – hari besar khusus umat Muslim selalu berubah – ubah dan senantiasa cepat 11 hari daripada kalender Masehi. Tak terkecuali bulan Ramadhan yang terdapat di kalender Hijriah. Setiap tahunnya penentuan tanggal 1 Ramadhan menjadi perdebatan tersendiri utamanya di negara Indonesia. Bulan Ramadhan menjadi bulan yang paling dinanti ke datangannya oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia, maka tak heran jika banyak orang berlomba – kontes untuk menentukan awal masuknya bulan tersebut.


Sebagai tanda bahwa telah memasuki bulan gres yakni dengan kemunculan hilal. Mungkin sebagian besar dari kita sudah pernah mendengar istilah hilal, dan kalau hilal sudah terlihat atau timbul mampu dibilang bahwa esok hari sudah berganti bulan. Lalu, apakah kalian telah mengetahui apa itu hilal? Lalu bagaimana cara menentukan hilal tersebut. Nah, kali ini akan diterangkan perihal apa itu hilal dan cara penentuan hilal tersebut. Yuk kita simak!


Pengertian Hilal


Hilal sendiri berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti bulan sabit. Seperti yang diketahui jikalau bulan sabit merupakan salah satu fase bulan sesudah fase bulan mati atau bulan baru. Jika dilihat, fase bulan dikala pertama kali muncul sangatlah tipis dan kecil sehingga dibutuhkan alat bantu berbentukteleskop (Baca: Jenis Teleskop dan Fungsinya)ataupun kamera dengan CCD yang sungguh sensitif.


Seperti yang kita ketahui jika bulan merupakan satelit alam yang dimiliki oleh Bumi. Karena bulan melakukan gerakan berputar mengelilingi bumi atau berevolusi serta bareng bumi mengelilingi matahari, maka posisi bulan yang kita lihat dari bumi akan selalu berganti – ubah. Perlu diingat jikalau sinar yang berasal dari bulan ialah sinar yang dipantulkan dari sinar matahari. Secara bertahap, bulan menjauhi matahari hingga kesudahannya memasuki fase bulan sabit dikala matahari terbenam. Pada fase inilah yang menjadi patokan atau mengambarkan telah memasuki bulan baru di penanggalan Hijriah atau lebih diketahui dengan sebutan hilal. Biasanya hilal akan terlihat di langit sebelah barat.


Akan tetapi, mencari dan mendapatkan hilal bukanlah perkara gampang karena bentuk dari bulan sabit masih sangatlah tipis dan juga cahaya langit senja yang masih cukup terperinci. Ditambah dengan durasi waktu yang diharapkan ketika melakukan pengamatan sangatlah sempit yaitu sesaat setelah matahari mulai terbenam dan di saat yang sama hilal juga akan ikut terbenam. Kemunculan hilal tidak lebih dari 25 jam pada ketinggian kurang dari 12,5 derajat. Biasanya hilal mampu dilihat selama kurang dari 12 jam dengan ketinggian di bawah 6 derajat. Dengan ketinggian seperti itu, kemungkinan hilal akan terbenam tidak lebih dari 24 menit beberapa dikala sehabis matahari terbenam.


Bagaimana Cara Menentukan Hilal?


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan pengamatan hilal. Pertama – pertama observasi dikerjakan dikala senja atau dikala matahari mulai terbenam. Saat ini hilal masih sedikit redup dan tipis sehingga diperlukan keadaan langit yang agak gelap, adalah ketika matahari terbenam. Kedua, bulan sabit yang kita lihat pada siang hari bukanlah hilal. Meskipun diperhatikan saat siang hari atau pagi hari sekalipun, bulan sabit muda tidak mampu dengan gampang terlihat senja. Sebab posisinya masih terlalu rendah dari sudut cakrawala. Dan yang terakhir, untuk menentukan awal bulan Hijriah observasi hilal wajib dilakukan ketika senja atau petang hal ini berkaitan dengan pergantian hari pada penanggalan Hijriah yaitu ketika Magrib bukan pada pukul 00.00 seperti kalender Masehi.


Secara astronomis hilal baru bisa diamati ketika berada di posisi lebih tinggi dari dua derajat cakrawala. Jika masih berada di bawah 2 derajat, hilal masih belum dapat diperhatikan sama sekali. Khusus di daerah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, hilal bisa diperhatikan dikala berada di ketinggian lebih dari 3 derajat dari cakrawala. Di Indonesia, pemantauan hilal khususnya saat menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal dijalankan pada lebih dari 90 titik pengamatan di 34 provinsi. Terdapat dua cara untuk memilih hilal.



  1. Metode Rukyat


Metode rukyat ialah melakukan observasi bulan secara langsung di lapangan. Saat melaksanakan sistem ini umumnya dikerjakan pada hari ke – 29 dan dikala hilal sudah tampakmaka malam itu juga sudah memasuki permulaan bulan baru. Selain itu, posisi bulan harus berada diketinggian 2 derajat dikala matahari terbenam, 3 derajat jarak sudut bulan dan matahari serta 8 jam usia bulan sehabis ijtimak ialah saat bulan dan matahari sejajar atau segaris dengan ekliptika.



  1. Metode Hisab


Metode kedua ialah dengan melaksanakan perkiraan pergerakan posisi hilal pada akhir bulan dalam memilih permulaan bulan. Jika sistem rukyat harus melihat bulan baru pada metode hisab hilal tidak perlu dilihat dengan mata telanjang tetapi dengan menggunakan ilmu. Hilal mampu diprediksi meskipun wujudnya tidak tampaksama sekali. Dapat dibilang bila metode hisab cuma perlu melaksanakan perhitungan ilmu falak atau astronomi untuk memilih bulan sabit atau gres. Sehingga keberadaan hilal mampu diketahui secara presisi tanpa menyaksikan bulan baru.


Demikian klarifikasi mengenai cara menentukan hilal beserta penjelasannya. Semoga gosip di atas dapat bermanfaat.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)