Kamis, 21 Mei 2020

Ini Argumentasi Mengapa Planet Tidak Saling Bertabrakan

Di dalam sistem tata surya kita ada bermacam-macam jenis benda – benda langit yang sudah diketahui keberadaanya, seperti planet – planet yang berada di sistem tata surya, komet halley, sabuk asteroid, lubang hitam, exoplanet, planet yang mirip dengan bumi dan masih banyak lainnya. Penemuan benda – benda langit tersebut tentu saja memerlukan perlengkapan, perkiraan serta penelitian yang dijalankan lebih mendalam supaya mendapatkan hasil dan akurasi yang sempurna. Seperti yang sudah dijelaskan oleh teori asal ajakan tata surya adalah teori big bang bahwa tata cara tata surya tercipta balasan adanya ledakan dasyat yang terjadi 13,5 milyar tahun kemudian. Hasil ledakan tersebut sukses melontarkan berbagai macam material di seluruh alam semesta. Dan seiring berjalannya waktu material yang tersusun atas proton, elektron dan neutron mulai berkumpul hingga akibatnya menjadi benda – benda langit yang kita kenal ketika ini mirip bubuk kosmik, planet, meteor, asteroid, satelit dan partikel – partikel lain yang tersebar di alam semesta.


Berbicara mengenai planet – planet yang ada di dalam sistem tata surya kita ketika ini mirip yang kita pahami bahwa semua planet bergerak dengan terstruktur dan melaksanakan revolusi kepada Matahari di mana bertugas sebagai pusat tata surya. Meskipun saat ini sistem tata surya kita mampu dibilang stabil, namun bukan memiliki arti planet – planet ini tergolong Bumi tidak mengalami bahaya atau serangan dari ukiran benda luar angkasa lain mirip meteor atau astroid. Namun yang paling menawan ialah relasi antar planet dalam tata surya.


Sebagai salah satu planet yang dekat dengan planet Bumi, Mars tidak mengalami benturan dengan Bumi, mengapa mampu demikian? lalu bagaimana dengan planet paling besar di metode tata surya yakni Jupiter, seharusnya planet ini mampu mempesona masuk planet – planet berukuran kecil seperti Mars atau Saturnus yang berada di dekatnya. Tentunya hal ini sangat mempesona untuk dibahas dan dimengerti lebih mendalam secara ilmu wawasan. Dan untuk menjawab pertanyaan tersebut, di bawah ini yaitu penjelasannya.


Ada bermacam-macam klarifikasi mengapa planet – planet di metode tata surya tidak mengalami benturan, diantaranya:



  • Gaya Gravitasi planet


Pertama jika kita melihat dari jarak antar planet satu dengan planet yang lain cukup jauh sehingga gaya gravitasi yang dimiliki oleh setiap planet masih kurang kuat untuk menawan planet yang berada di dekatnya. Sebelum menjadi tata surya yang kita pahami dikala ini, alam semesta masih berupa debu dan nebula atau awan. Seiring berjalannya waktu massa tersebut berkumpul lalu membentuk gumpalan – gumpalan gas hingga akhirnya berukuran besar. Saat ini kita sudah tidak menyaksikan lagi debu dan awan tersebut, yang tersisa yakni hasil dari kumpulan massa yang kita pahami seperti planet, komet dan benda – benda langit lainnya.



  • Planet Bergerak Berdasarkan Orbitnya


Penjelasan kedua ialah setiap planet bergerak menurut orbitnya sehingga menghalangi planet untuk saling bertabrakan. Seperti yang kita ketahui kalau bentuk orbit untuk setiap planet berbentuk elips di mana setiap planet bergerak mengelilingi Matahari selaku sentra di dalam tata surya. Berdasarkan metode kekekalan energi serta saat-saat sudut planet, maka planet akan selalu mengorbit pada Matahari dalam jarak yang tetap, dan hal ini terjadi jikalau cuma ada satu Matahari dengan satu buah planet saja. Namun bila kita masukan faktor lain adalah planet – planet, maka akan menyebabkan gangguan pada orbit setiap planet balasan adanya imbas gaya gravitasi. Pada kenyataannya hal tersebut tidak terjadi serta belum cukup mampu mengubah orbit dari setiap planet secara signifikan atau secara sederhana tidak terjadi benturan antar planet.



  • Kecepatan Berputar Setiap Planet


Penjelasan selanjutnya ialah bekerjasama dengan kecepatan berputar dari setiap planet. Setiap planet di sistem tata surya senantiasa berputar pada porosnya atau lebih dikenal dengan istilah berotasi. Kecepatan rotasi untuk setiap planet berbenda – beda, hal ini dipengaruhi dari besarnya ukuran planet serta jarak planet dari Matahari untuk melaksanakan putaran atau revolusi. Perbedaan kecepatan berotasi serta jarak dari Matahari inilah yang menyebabkan tidak terjadi goresan antar planet di sistem tata surya.


Penjelasan kecepatan ini mampu dijelaskan menurut aturan Newton perihal tembakan peluru. Dalam hal ini dibentuk suatu percobaan gambaran di mana terdapat suatu periam yang diletakan di sebuah puncak gunung tertinggi. Saat peluru dilontarkan telah pasti peluru tersebut mengalami gaya gravitasi atau gaya tarik bumi. Jika peluru tersebut tidak diberi kecepatan di awal maka peluru tersebut akan jatuh bebas dengan menciptakan lintasan tegak lurus terhadap permukaan bumi. Namun jika peluru diberi kecepatan rendah, titik jatuh peluru tentu lebih jauh dari pada sebelumnya dan bentuk lintasannya akan melengkung. Begitu seterusnya jikalau kecepatan peluru di awal terus mengalami kenaikan, maka titik jatuh peluru akan makin jauh.


Semakin tinggi kecepatan permulaan peluru yang dilontarkan, ada kemungkinan lintasan yang terbentuk yakni bulat dan peluru tidak jatuh lagi ke permukaan bumi. Jika kecepatan semakin ditingkatkan maka jalur lintasan peluru menjadi berbentuk elips. Apabila kecepatan permulaan peluru sudah melebihi kecepatan lepas, peluru tidak akan mengorbit lagi pada lintasan elips, justru peluru akan terlepas keluar dari orbit. Begitupun yang terjadi jikalau planet – planet yang berputar pada poros dan berevolusi mengalami perputaran yang lebih singkat, tidak menutup kemungkinan planet – planet ini akan terlepas dari orbitnya dan mampu jadi terjadi gesekan antar planet.


Itulah mengapa planet Bumi selalu berputar pada porosnya selama 24 jam sehari dengan kecepatan konstan adalah sekitar 1.600 kilometer per jam. Secara serentak Bumi juga mengelilingi Matahari atau evolusi pada orbitnya setiap 365 hari sekali dengan kecepatan 30 kilometer per detik. Matahari juga mengalami rotasi pada porosnya setiap 25 hari sekali dan juga melakukan evolusi mengelilingi titik statis pada Galaksi Bima Sakti setiap 250 juta tahun sekali dengan kecepatan 250 km per jam. Tidak hanya Bumi saja yang mengalami perputaran pada porosnya, planet – planet lain juga mengalami hal yang serupa tetapi dengan kecepatan yang berbeda – beda.


Itulah beberapa klarifikasi mengapa planet – planet tidak saling bertabrakan di tata cara tata surya. Semoga klarifikasi di atas dapat menambah pengetahuan dan pengetahuan tentang alam semesta.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)