Perekonomian yang maju salah satu tolok ukur bagi suatu negara untuk mampu dibilang sukses. Namun dalam sejarah dunia tercatat bahwa terdapat suatu peristiwa yang mengakibatkan krisis ekonomi dan terjadi di sejumlah negara bahkan mempunyai efek sampai penjuru dunia.
Dan berikut daftar krisis ekonomi terparah yang pernah terjadi di dunia sepanjang sejarah, mari disimak!
1. Krisis Ekonomi Yang Melahirkan Revolusi Prancis (1789-1799)
Saat Raja Louis XV meninggal dunia, kekuasan Prancis diserahkan kepada Louis XVI yang merupakan cucu dari Louis XV. Selama periode pemerintahan Louis XVI, Prancis banyak mengalami bancana.
Menurut sejarah, Raja Louis XVI terlibat ke dalam tiga perang besar adalah Perang Suksesi Austria, Perang Kemerdekaan Amerika, dan Perang Tujuh Tahun dalam satu waktu. Raja Louis XVI sebenarnya berakal dan berani untuk melakukan pergeseran yang dianggap perlu.
Salah satu bentuk kebijakannya yaitu dengan mengoptimalkan pajak. Akan namun kenaikkan pajak tidak berlalu untuk para kaum darah biru dan justru menenteng kerajaan ke arah kehancuran.
Bagaimana tidak, ketika itu semua harga kuliner naik, penyakit merajalela, kelaparan meningkat, dan pengangguran tinggi. Hal tersebut menciptakan rakyat menjadi kesal kepada para kaum bangsawan.
Hingga kesudahannya rakyat menawarkan perlawanan dan menjadi perang keempat untuk pemerintahan Raja Louis XVI. Peristiwa tersebut lebih diketahui dengan nama Revolusi Prancis dan diperkirakan revolusi tersebut menghabiskan ongkos sekitar lebih dari US$ 6 miliar.
2. Krisis Ekonomi Di Kekaisaran Ottoman (1853-1923)
Menjelang akhir periode ke-19, menurut Tsar Nicholas I menggambarkan Kekaisaran Ottoman selaku sebuah bangsa yang tidak bisa mengikuti pertumbuhan kekuatan di daratan Eropa. Hal ini terlihat dari cara pengelolaan bangsa yang masih menerapkan cara Abad Pertengahan, mirip tidak adanya kereta api, masih banyak didapatkan industri kecil, serta pajak hanya berlaku untuk penduduk miskin yang bermata pencaharian sebagai petani.
Pada tahun 1853, Kekaisaran Ottoman secara perlahan mulai membuatkan segala bentuk infrastruktur tetapi tidak terlampau maju lantaran keadaan keuangannya yang terbatas serta tidak mau berhutang terhadap negara-negara di Eropa.
Hingga kesudahannya memutuskan untuk melakukan peminjaman modal kepada Prancis dan Inggris saat terjadi Perang Krimea. Akan tetapi Kekaisaran gagal membayar bunga sebesar £200 juta di tahun 1875 dan mengakibatkan provinsi Mesir dikuasai oleh Inggris pada tahun 1883 selaku pembayaran utang publik.
Kondisi perekonomian Kekaisaran Ottoman tidak memberikan kemajuan yang bagus hingga Perang Dunia I. Akibatnya satu per satu banyak kawasan jatuh ke tangan Inggris dan Prancis untuk mengeluarkan uang hutang pemerintah alasannya pada dasarnya Ottoman telah sangat bergantung pada kedua negara tersebut.
Sampai jadinya di tahun 1923 banyak daerah Kekaisaran Ottoman yang sudah diduduki oleh sekutu menyebabkan bangsa ini resmi bubar dan mulai terbentuk Republik Turki sebagai penggantinya.
3. Kepanikan Bank (1907)
Kepanikan Bank ini terjadi akhir pasar saham Dow mengalami penurunan parah hingga lebih dari 50% kalau dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya over-ekspansi dan spekulasi pasar yang buruk, bahkan menurunnya pasar saham terjadi dua kali yakni pada bulan Maret dan Oktober.
Tentunya menjadikan hilangnya dogma kepada bank serta disusul oleh bangkrutnya Bank Amerika Utara. Akan tetapi peristiwa tersebut tidak berjalan usang dengan menciptakan kembali dogma publik di bulan Februari 1908.
Untuk menangkal hal serupa terjadi di masa yang akan datang, dibentuklah Kongress yang menyepakati Undang-Undang Aldrich-Vreeland Act serta dibentuk pula Komisi Moneter Nasional.
4. Hiperinflasi Jerman (1918-1924)
Mungkin krisis ekonomi ini tidak dapat dikatakan terburuk tetapi mempunyai pengaruh yang luar biasa. Di tahun 1914, nilai tukar USD kepada Mark Jerman mencapai 1 banding 4, akan namun pada tahun 1923 bermetamorfosis 1 dollar Amerika menjadi 1 triliun Mark Jerman.
Berdasarkan Perjanjian Versailles (1919), Jerman dan sekutu mesti bertanggung jawab atas semua kerusakan yang terjadi di negara sekutu dan dimengerti jikalau Jerman berhutang sebesar 269 miliar Mark Jerman sebagai dana perbaikan moneter dan material.
Di tahun 1922, Jerman mulai kesusahan mengeluarkan uang cicilan hutang, melaksanakan penghentian pengantaran kerikil bara dan kayu ke Perancis, dan memaksa Prancis untuk menduduki daerah Ruhr milik Jerman. Peristiwa tersebut membuat kesepakatanVersailles lemah dan menilai kedua belah pihak tidak saling menghargai.
Untuk menangani perekonomian yang terus menurun dan membayar hutang, pemerintah Jerman justru mencetak uang bertambah banyak yang mempunyai efek terjadinya inflasi dan nila mata uang yang turun bahkan tidak berguna sama sekali.
Hingga pada alhasil pemerintah memperkenalkan mata duit gres di tahun 1923 yakni Rentenmark dan Reichsmark (1924) untuk menanggulangi duduk perkara hiperinflasi.
5. The Great Depression (1929)
Dapat dikatakan jikalau The Great Depression ialah krisis ekonomi terparah di dunia pada kala ke-20. Beberapa orang yakin bila The Great Depression disebabkan oleh hancurnya Wall Street di tahun 1929 dan juga kebijakan yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat.
Pada tanggal 29 Oktober 1929, tercatat ada sekitar USD10 miliar hilang dan insiden The Great Depression berjalan selama 10 tahun. Dampak dari kejadian tersebut adalah hilangnya pedapatan secara besar-besaran, peningkatan jumlah pengangguran, serta banyak industri mesti berhenti.
6. Black Monday (1987)
Hingga ketika ini tidak ada yang mengetahui penyebab niscaya terjadinya Black Monday yang terjadi pada 19 Oktober 1987. Peristiwa tersebut sangat mengagetkan banyak pihak, bagaimana tidak secara datang-tiba miliaran Dolar Amerika hilang dari pasar saham seluruh dunia.
Besarnya saham yang hilang cukup bervariasi, namun yang lebih parah ialah Inggris (26,4%), Australia (41,8%), Hong Kong (45,8%), dan Selandia Baru (60%). Namun ada yang mengira kejadian Black Monday terjadi akhir adanya perselisihan kebijakan moneter kepada inflasi dan juga jual beli.
7. Krisis Ekonomi Di Asia Tenggara (1997)
Banyak pihak menyebut jika Asia dapat menjadi kawasan pembangkit ekonomi dan mampu mengganti dominasi ekonomi barat. Namun hal tersebut gagal dan telah dimulai sejak bulan Juli 1997 dengan berawal dari hilangnya akidah investor kepada mata uang asia.
Krisis pertama kali terjadi di negara Thailand dengan segera menyebar sampai ke negara asia lain seperti negara Filipina, Hong Kong, Korea Selatan, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Bahkan pemerintah Thailand mesti meninggalkan kebijakan nilai tukar tetap (fixed exchange rate) terhadap Dollar Amerika karena kurangnya cadangan mata uang ajaib negara.
Diketahui kalau ketika itu saham Thailand terkoreksi 75%, Singapura turun hingga 60%, nilai tukar Rupiah mengalami devaluasi hingga 90%.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon