Rabu, 01 Januari 2020

[Sharing] Pengalaman Sembuh dari Anxiety Disorder (Kecemasan Berlebih)


Pengalaman Sembuh dari Anxiety Disorder





Berbagi Pengalaman Sembuh dari Kecemasan Berlebih / Anxiety Disorder dan cerita kisah saat menderita serangan kepanikan ini





Saya pernah mengidap anxiety disorder berkali-kali dan berujung pada panic attack 2x seumur hidup saya. Namun sekarang jalan 3 tahun merasa sembuh dan hidup kembali normal se-normal-normalnya.





[DISCLAIMER !!!] : Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya, dan bagaimana cara saya mendamaikan diri dengan penyakit ini. Ini bukan standar atau prosedur yaa teman-teman, karena penanganan setiap orang berbeda. Semoga bisa menjadi referensi ya





Pertama Kali Terkena Panic Attack





Saya nggak tau apa itu kecemasan, anxiety disorder, apalagi serangan panik. Pertama kali kena langsung panic attack, nggak ada tuh yang namanya Kecemasan permisi dulu, atau badan kirim signal apapun itu.





Tiba-tiba kena panic attack yang saya kira serangan jantung.





Waktu kena panic attack itu jam 11 malam lagi nyetir mobil pulang kerja (ada untungnya juga jam 11 malam karena kondisi jalanan lumayan sepi).





Saya panik sepanik-paniknya, ngucap doa ngalor ngidul nggak jelas saking paniknya, karena saya pikir kena serangan jantung. Berusaha batuk-batuk keras kayak orang gila, dan setir langsung banting kiri tanpa lihat spion.





Saya turun teriak-teriak minta pertolongan, “tolong saya jantungan, saya jantungan”.





Akhirnya saya diantar oleh mas-mas yang lagi nongkrong disitu ke UGD salah satu rumah sakit. Sampai UGD cek sana-sini, jantung sehat, dan dikasih tau ini adalah Serangan Panik.





Ini kalau diingat lagi malunya bukan main





Berbagi Pengalaman Sembuh dari Kecemasan Berlebih / Anxiety Disorder dan cerita kisah saat menderita serangan kepanikan ini
searchenginejournal.com




Kondisi Badan Pada Saat Itu





Tubuh saya fit, sehat walafiat, tidak diet, makan cukup dan baik, tidak galau, tidak lemas, tidak ada masalah keluarga ataupun hubungan, intinya kondisi saya baik-baik saja.





Hanya saja waktu itu lagi banyak-banyaknya pekerjaan dan sering lembur. Mungkin ini pemicunya tanpa sadar, walaupun sepertinya belum ada data konkrit ya, dan intinya gangguan kecemasan dan panic attack bisa menyerang siapa saja dalam kondisi apa saja.





Tapi yang menyebalkan adalah, sekalinya kena panic attack, tubuh dan otak saya langsung merespon dan keep, bahwa saya penderita gangguan kecemasan yang akan terjadi kapan saja, dimana ini akhirnya merubah kualitas hidup saya beberapa tahun (plus drama nangis-nangis nggak karuan).





Akhirnya saya googling sana sini, cari tau tentang penyakit ini. Ini apa sih? Saya gila? Akhirnya tau sedikit, bahwa ini adalah penyakit psikis, yang waktu itu saya baca tidak ada obatnya, obatnya hanya penenang.





Saya dikasih obat penenang. Lupa itu merek atau racikan. Diminum kalau saya kambuh lagi. Dari obat yang dikasih, saya hanya minum 1x saat panic attack ke-2.





Terjadi Berkali-Kali





Ini kejadian sekitar tahun 2017/2018 bulan Maret, baru benar-benar merasa hidup normal tahun 2020 ini.





Saya kena panic attack ke-2 saat pertama kalinya naik mobil setelah sekian lama, dan ngga sengaja baca artikel di hape, “artis yang meniggal karena serangan jantung”.





Langsung panic attack saya, asli nggak paham lagi.
Badan gemetar, berasa melayang mau mati, terus minum obat penenang, akhirnya saya tidur lama. Besoknya lumayan oke, tapi kecemasan masih terus menghantui.





Dampak Psikis Yang Terjadi





  1. Saya nggak berani naik mobil (apalagi nyetir) untuk waktu berbulan-bulan; mobil apapun, punya siapapun
  2. Saya benci mati-matian sama Rizky Febrian karena waktu kena panic attack itu lagi dengar lagu doi di radio
  3. Saya takut sendirian, dimanapun itu, karena trauma saat kena panic attack saya sedang sendirian
  4. Saya merasa aman dan nyaman ditengah keramaian, karena saya pikir kalau kambuh ada yang tolongin
  5. Saya tidak pernah lewat jalan yang sama saat kena panic attack selama berbulan-bulan
  6. Saya tidak berani keluar rumah sekitar 1 bulan, setiap melangkah keluar kaki gemetar dan nangis. Persis orang gila
  7. Sekalinya berangkat kerja, saya naik KRL (commuter line) dan selalu berdoanya lebay, bismillahnya ribuan kali
  8. Perasaan/feeling mau mati sering terjadi, dan bikin saya nangis-nangis saking takutnya akan mati
  9. Jadi rajin sholat.




Kayak orang gila kan? Emang. Saya sendiri yang ngerasain, keluarga dan teman tidak akan bisa paham, frustrasi karena tiap curhat menurut mereka “ini hal yang biasa”.





Baca Juga: Perbedaan Serta Cara Membedakan Madu Asli dan Palsu Berikut Test





Yang Saya Lakukan Setelahnya





Karena saya cukup aktif mencari informasi soal penyakit menyebalkan ini, dan bagaimana caranya supaya tidak kambuh, pertama saya mendaftar hipnoterapi ke psikiater (atau psikolog ya sebutannya?). Harganya mahal sekali, 4x sesi pertemuan, 1 sesinya Rp 500.000,- sekitar 30-60 menit.





Setelah beberapa bulan, masih kambuh juga nih anxiety.
Kemudian saya membaca artikel bahwa obat penenang yang sering dianjurkan dokter itu kebanyakan mengandung zat psikotropika (drugs), yang sifatnya menenangkan saja, bukan menyembuhkan.





Apalagi drugs sebetulnya tidak baik buat tubuh untuk jangka panjang.
Saya muter akal, gimana caranya kalau saya kena anxiety/panic attack, sebisa mungkin tidak minum obat penenang itu





Berdamai Dengan Trauma





Apa yang membuat saya trauma, saya coba berjumpa kembali. Saya belajar nyetir lagi, saya belajar dengar lagu Rizky Febrian lagi, saya coba lewat jalan itu lagi, saya belajar pulang jam 11 malam di jalur yang sama saat yang kena serangan panik, dan lainnya.





Benar-benar seperti lumpuh yang belajar jalan lagi. Susahnya minta ampun, tapi saya paksa.





Bermain dan Membuat Mindset





Ada 1 orang yang pernah bilang ke saya, “coba mainkan mindsetnya. Semua ada di mindset kamu”.





Akhirnya saya mempelajari reaksi tubuh saya sendiri setiap kambuh. Ini pribadi saya ya:





  1. Bawa air minum sebagai pertolongan pertama, bukan langsung minum obat penenang
  2. Obat penenang dari dokter tidak akan saya konsumsi, hanya saya bawa kemanapun, sebagai jimat, dan ini membuat saya nyaman
  3. Dengerin musik yang beat up, bukan yang sedih
  4. Tiap anxiety/panic ini mau muncul, saya langsung ngomong “Tenang Mel, its okay, tenang, nggak kenapa-kenapa”, inhale exhale, dan diam beberapa detik
  5. Kalau masih berlanjut, saya menanamkan di otak saya, kalau telfon salah satu keluarga dan mendengar suaranya, saya jadi nyaman. Ini terbukti mereda di saya. Keluarga sudah tau hal ini, karena ini permintaan saya — mereka maklum
  6. Saya punya hobi menyelam di laut, waktu itu ikut kursus freediving juga, dan pernah satu waktu saya memaksa pergi ke laut padahal kondisi masih gemetar. Saat lihat laut, saya langsung merasa damai dan saat menyelam tidak merasakan takut atau was-was sama sekali




So far sudah 1 tahunan saya merasa baik, kembali normal, dapat beraktivitas tanpa perlu khawatir ini itu yang berlebihan, Alhamdulillah tidak pernah merasa was-was, dan jimat obat penenang yang biasanya selalu saya bawa kemana-mana, saya berani untuk tinggalkan di kamar :).Menurut saya, boleh dicoba bermain dan diatur mindsetnya, apa yang buat kamu nyaman dan aman.





Kejadian, proses, traumatik, hingga penanganan setiap orang berbeda. Hindari googling yang malah merangsang panik kita makin menjadi-jadi. Lebih baik googling “bagaimana meredakan gangguan kecemasan”, dan hal-hal yang sifatnya supportive dan positive.





Mixkan dengan hobi, jika dirasa hobi dapat membantu dan bisa melupakan pikiran yang tidak perlu. Proses yang saya jalankan ini tidak mudah dan tidak cepat. Banyak hal yang saya korbankan, dari yang pemberani, sekarang penakut.





Dulu saya punya adrenaline tinggi (loncat tebing, wahana dufan, dll), sekarang tidak. Tapi saya harus menerima, balik lagi, penyakit ini mengubah kualitas hidup saya.





Yang terpenting gangguan kecemasan ini nggak mengganggu hidup saya lagi, jadi saya bisa belajar pelan-pelan lagi dari 0. Tidak ada jaminan bahwa saya sembuh total, selama saya masih bermain dengan mindset.





Bisa saja saya kambuh di beberapa tahun kedepan. Namun sekarang saya merasa terbebas dari gangguan ini seutuhnya. Saya belajar banyak tentang psikis saya sendiri, dan ini sangat membantu selama ini. Semoga sharing saya mengenai Pengalaman Sembuh dari Anxiety Disorder ini ada manfaatnya, dan dapat sedikit membantu teman-teman 🙂 Maaf jika ada tulisan saya yang kurang berkenan. SEMANGAT!!





Kalo teman-teman anxietas ingin mengetahui kisah admin blog ini yang juga terkena gangguan kecemasan silakan tinggalkan komentar dibawah artikel. Jika berkenan akan saya bagikan pengalaman terkena anxie selama 2 tahun ini yang penuh perjuangan, Alhamdulillah perlahan udah mulai membaik GERD / Asam Lambung dan Anxiety-nya berkat usaha ke psikiater + 3P dan juga do’a.





Ditulis Oleh Melinda Rachman
Dikutip dari Grup Facebook Anxietas Forum Indonesia



Sumber er.com


EmoticonEmoticon